Ancaman semakin meningkat
Serangan Houthi terus meningkat, seiring meningkatnya serangan terhadap kapal-kapal komersial yang melintasi jalur pelayaran utama di sekitar Jazirah Arab. Angkatan Laut AS telah mengerahkan pasukan untuk mencegat pesawat nirawak dan rudal Houthi guna melindungi pelayaran. Statistik terbaru menunjukkan peningkatan serangan, terutama ketika USS Carney mencegat 14 serangan pesawat nirawak dalam satu hari.
Posisi USS Carney yang beroperasi di Laut Merah.
Motif di balik serangan tersebut
Para pemimpin Houthi mengatakan serangan tersebut merupakan bentuk solidaritas dengan Palestina, dan menekankan bahwa serangan tersebut tidak akan berhenti sampai Israel menghentikan operasi militernya di Gaza. Menanggapi hal ini, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah memprakarsai pembentukan koalisi maritim internasional untuk melindungi pelayaran dan melawan ancaman yang semakin meningkat ini.
Teka-teki biaya
Rudal mahal versus drone murah. Perbedaan biaya antara penggunaan rudal mahal, yang dapat mencapai $2,1 juta per tembakan, dan drone Houthi, yang relatif murah, diperkirakan hanya beberapa ribu dolar per unit, memicu reaksi di dalam Departemen Pertahanan AS. Inefisiensi finansial ini menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan strategi penanggulangan yang diusulkan oleh Menteri Pertahanan AS.
Seruan untuk solusi hemat biaya
Para ahli menekankan perlunya Departemen Pertahanan AS menemukan alternatif pertahanan udara yang hemat biaya. Seorang pejabat Departemen Pertahanan bernama Mick Mulroy menyarankan agar AS mengadopsi sistem yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan musuh, sehingga memastikan pendekatan yang lebih seimbang dan berkelanjutan.
UAV Houthi.
Alternatif
Apakah Standard Missile-2 merupakan pilihan yang layak? Meskipun detail kinerjanya masih dirahasiakan, beberapa peneliti telah mengungkapkan beberapa kemampuan luar biasa dari Standard Missile-2, senjata pertahanan udara jarak menengah dengan harga $2,1 juta.
Pilihan biaya lebih rendah
Para pakar militer AS juga telah mempertimbangkan opsi yang lebih murah, seperti meriam antipesawat 13 mm yang dipasang di kapal perang, yang dianggap sebagai solusi yang lebih ekonomis . Namun, keterbatasan jangkauan operasional meriam tersebut juga menimbulkan tantangan, sehingga membutuhkan keseimbangan yang cermat antara efektivitas biaya dan efektivitas operasional.
Penilaian biaya
Para analis menghitung biaya yang terkait dengan berbagai opsi pertahanan, membandingkan biaya rudal angkatan laut seperti Evolved Sea Sparrow dan Sistem Senjata Jarak Dekat 20mm. Analisis ini menyoroti kompleksitas finansial dalam mempertahankan pasukan angkatan laut dari ancaman Houthi.
Para ahli menekankan potensi risiko penggunaan opsi pertahanan jarak dekat (menggunakan artileri antipesawat) dan menekankan perlunya keseimbangan antara memilih opsi yang paling hemat biaya, sambil tetap memastikan efektivitas pencegatan senjata Houthi.
Senapan mesin di kapal Angkatan Laut AS.
Signifikansi global operasi pertahanan
Gangguan yang disebabkan oleh serangan Houthi melampaui masalah militer. Tindakan Houthi telah berdampak besar pada perdagangan internasional, terutama di Terusan Suez, jalur vital bagi perdagangan global. Serangan tersebut telah memaksa banyak kapal komersial yang melintasi Laut Merah untuk mengalihkan atau mengurangi operasinya.
Reaksi internasional
Pengumuman Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengenai Operasi Prosperous Guardian menandakan komitmen internasional terhadap keamanan maritim, namun komplikasi muncul karena beberapa negara Arab telah menyatakan keberatan akibat perbedaan pendapat diplomatik dengan Israel.
Singkatnya, eskalasi konflik di Laut Merah menimbulkan tantangan militer dan dilema keuangan bagi Angkatan Laut AS. Menyeimbangkan kebutuhan akan pertahanan yang efektif dengan efektivitas biaya menjadi sangat penting dalam menghadapi lanskap ancaman yang terus berkembang.
Le Hung (Pandangan Militer)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)