Menurut New York Times, Departemen Kehakiman AS mengajukan gugatan perdata yang menuntut ganti rugi sebesar $103 juta dari dua perusahaan Singapura yang memiliki dan mengoperasikan kapal kontainer yang meruntuhkan Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Maryland, pada bulan Maret. Insiden tersebut menewaskan enam orang dan melumpuhkan rute lalu lintas utama di Amerika Serikat bagian timur laut.
Kedua perusahaan Singapura yang digugat, Grace Ocean dan Synergy Marine, harus memberikan kompensasi kepada pemerintah AS atas uang yang dikeluarkan untuk menanggapi bencana tersebut, termasuk membersihkan puing-puing Dali dan 50.000 keping puing dari Jembatan Francis Scott Key untuk membuka kembali jalur air tersebut pada bulan Juni.
Gugatan Departemen Kehakiman muncul saat Grace Ocean dan Synergy mengambil tindakan hukum untuk membatasi tanggung jawab mereka atas kecelakaan tersebut hingga $44 juta, tingkat yang menurut pejabat AS tidak mencukupi.
Selain Departemen Kehakiman, perusahaan konstruksi Brawner Builders, yang kehilangan enam orang dalam runtuhnya jembatan, juga telah mengajukan gugatan perdata.
Gugatan tersebut berupaya mendapatkan ganti rugi lebih dari $100 juta atas biaya tanggap bencana dan pemindahan berton-ton puing dari jembatan. Negara bagian Maryland memperkirakan biaya pembangunan kembali Jembatan Francis Scott Key setidaknya mencapai $1,7 miliar, dengan perkiraan penyelesaian pada tahun 2028.
SELATAN
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/my-kien-chu-tau-singapore-sau-tham-hoa-sap-cau-post759721.html
Komentar (0)