Pada tanggal 29 Mei, Departemen Luar Negeri AS menyuarakan keprihatinan tentang langkah pemerintah Israel untuk melegalkan pemukiman yang dibangun secara ilegal di wilayah Palestina yang diduduki.
Permukiman Homesh adalah area yang dibangun secara ilegal di wilayah Palestina yang diduduki. (Sumber: Getty Images) |
Dalam sebuah pernyataan pada hari yang sama, Departemen Luar Negeri AS menyatakan: "Kami sangat prihatin dengan keputusan terbaru pemerintah Israel yang mengizinkan warga negaranya menetap secara permanen di pos terdepan Homesh di Tepi Barat utara."
Menurut kementerian, hal ini "tidak sesuai dengan komitmen tertulis mantan Perdana Menteri Sharon kepada pemerintahan Bush pada tahun 2004 dan komitmen pemerintah Israel saat ini kepada pemerintahan Biden."
Pernyataan itu mengatakan bahwa perluasan permukiman merusak solusi dua negara di lapangan, memperburuk ketegangan dan semakin merusak kepercayaan antara kedua pihak.
Pada tanggal 21 Mei, tentara Israel memutuskan untuk mengizinkan para pemukim kembali ke pemukiman Homesh, yang telah dibersihkan pada tahun 2005.
Sebuah bangunan baru telah dibangun di pos terdepan ilegal tersebut sebagai bagian dari langkah pemerintah Israel untuk melegalkan pemukiman tersebut.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)