Mengurangi biaya energi akan memainkan peran penting dalam pemulihan ekonomi Jerman setelah tiga tahun harga listrik dan gas alam melonjak.
Pemerintahan baru Jerman akan menghadapi tugas yang menantang dalam menarik ekonomi terbesar Eropa keluar dari resesi dua tahun berturut-turut.
Biaya energi yang lebih rendah akan menjadi kunci pemulihan ekonomi Jerman setelah tiga tahun harga listrik dan gas alam melonjak dan fluktuatif sejak krisis energi global pada tahun 2022.
Biaya energi yang tinggi telah menghantam banyak industri utama Jerman, termasuk manufaktur mobil, pembuatan baja, dan kimia. Foto ilustrasi |
Biaya energi yang tinggi mempengaruhi banyak industri
Harga listrik domestik berfluktuasi dalam beberapa bulan terakhir akibat kecepatan angin yang rendah. Jerman telah mengalami angin yang lebih lemah dari biasanya selama empat bulan, yang mengurangi produksi tenaga angin, mendorong kenaikan harga listrik, dan membuat negara tersebut semakin bergantung pada bahan bakar fosil. Harga listrik telah naik tahun ini akibat harga gas alam yang lebih tinggi di Eropa di tengah musim dingin yang dingin, produksi tenaga angin yang rendah, dan konsumsi gas yang melampaui pengisian cadangan.
Selama beberapa tahun terakhir, biaya energi yang tinggi telah menghantam banyak industri utama Jerman, termasuk manufaktur otomotif, pembuatan baja, dan kimia. Industri-industri Jerman yang dulunya dibanggakan kini kehilangan daya saing karena laba menyusut, yang mengakibatkan penutupan sementara atau permanen banyak pabrik manufaktur. Produsen mobil Jerman bahkan telah mengusulkan PHK di Jerman, sesuatu yang mungkin tak terpikirkan beberapa tahun lalu.
Warga Jerman pergi ke tempat pemungutan suara dalam pemilihan dadakan pada tanggal 23 Februari saat ekonomi terbesar Eropa mencatat resesi tahun kedua berturut-turut.
Produk domestik bruto (PDB) Jerman diperkirakan menyusut sebesar 0,2% pada tahun 2024 dari tahun sebelumnya, menandai tahun kedua berturut-turut penurunan.
“Tekanan siklus dan struktural telah menghambat perkembangan ekonomi Jerman pada tahun 2024,” kata Ruth Brand, Presiden Badan Statistik Federal Jerman.
Faktor-faktor tersebut antara lain meningkatnya persaingan ekspor Jerman di pasar-pasar penting, tingginya biaya energi, suku bunga yang masih tinggi, dan prospek ekonomi yang tidak menentu. Dengan latar belakang ini, ekonomi Jerman diperkirakan akan kembali berkontraksi pada tahun 2024,” tambah Ibu Brand.
Tekanan pada pemerintahan baru
Dalam pemilu 23 Februari, pemilih Jerman memberikan hak kepada Uni Demokratik Kristen (CDU) yang konservatif untuk memulai negosiasi pembentukan pemerintahan baru. Pemimpin CDU, Friedrich Merz, kemungkinan besar akan menjadi kanselir Jerman.
Selain menavigasi lanskap geopolitik yang semakin kompleks, pemerintahan baru Jerman akan menghadapi masalah domestik yang paling mendesak: menghidupkan kembali ekonomi dan industri serta mengurangi tagihan energi untuk bisnis dan rumah tangga.
Para pebisnis mendesak pemerintah baru untuk bertindak cepat dan tegas guna mengurangi biaya energi dan memastikan keamanan energi, sehingga membantu Jerman mendapatkan kembali daya saingnya.
"Langkah penting pertama sekarang adalah segera menerjemahkan hasil pemilu menjadi pemerintahan yang kuat, cakap, dan siap reformasi," kata Markus Krebber, CEO kelompok energi Jerman RWE.
Menjamin pasokan energi yang stabil dengan harga yang kompetitif merupakan prasyarat bagi Jerman untuk memulihkan ekonominya dan memperkuat industrinya, tegas Tn. Krebber dalam postingan LinkedIn setelah pemilu.
CEO Siemens Energy Christian Bruch menyerukan langkah-langkah kebijakan energi, termasuk mendukung pertumbuhan industri, mengajukan penawaran untuk setidaknya 12 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga gas baru untuk mendukung penghapusan batubara, perluasan tenaga angin dan jaringan listrik, dan kebijakan strategis untuk mengamankan pasokan bahan baku.
“Dalam situasi global dan ekonomi yang sangat sulit, Jerman membutuhkan pemerintahan yang stabil sesegera mungkin,” ujar Hildegard Müller, Presiden Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA), mengomentari hasil pemilu.
“Bisnis pada umumnya, dan khususnya usaha kecil dan menengah – pilar kemakmuran – tidak dapat terus menanggung tingginya harga energi, pajak, dan biaya seperti saat ini,” tegas Ibu Müller.
“Komitmen terhadap UKM harus disertai dengan langkah-langkah konkret yang menjanjikan dukungan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang,” ujarnya.
Industri utama dan produsen listrik Jerman berharap pemerintah baru akan mengambil tindakan yang kuat dan tegas untuk melawan kemerosotan industri, termasuk mereformasi kebijakan energi.
Selama beberapa tahun terakhir, biaya energi yang tinggi telah menghantam banyak industri utama Jerman, termasuk manufaktur otomotif, pembuatan baja, dan kimia. Industri-industri Jerman yang dulunya dibanggakan kini menjadi kurang kompetitif karena laba menyusut, yang mengakibatkan banyak pabrik manufaktur tutup sementara atau permanen. |
[iklan_2]
Sumber: https://congthuong.vn/gia-nang-luong-tang-cao-nen-cong-nghiep-duc-gap-kho-376376.html
Komentar (0)