Meski tak menarik pengunjung dengan teknologi modern, tak semegah karya-karya kuno lainnya, Hoi An yang lembut, halus, namun mendalam telah memikat hati banyak orang. Berkat kesederhanaan dan keasrian penduduk kota tua, antusiasme Hoi An yang luar biasa telah menghadirkan momen-momen nyaman, suvenir unik, dan terutama kasih sayang manusia yang mendalam.
Pagi-pagi sekali, tak ada yang lebih membahagiakan selain menaiki perahu kayu, menyaksikan matahari terbit, menikmati semilir angin, dan suara gemercik air.
Di kejauhan, jaring emas tampak menjulang, menunggu untuk menangkap ikan segar.
Pemandangan dan gambar yang tak bernama, tak disebutkan dengan nama spesifik, terkadang menggetarkan hati pengunjung dari jauh, membuat mereka amat rindu dan ingin kembali lagi ke Hoi An.
Baik dilihat dari atas atau menyelami setiap sudut kota, tempat ini menghadirkan emosi romantis dan mendalam saat lanskap, masyarakat, dan sungai berpadu menciptakan gambaran kehidupan yang menarik.
Waktu telah menyelimuti arsitektur di sini dengan suasana kuno dan keheningan berlumut, menciptakan ruang kuno dan mendalam. 
Sudut Kota Tua Hoi An di malam hari.
Sungai Hoai yang puitis terletak di sebelah kota tua, mencerminkan rumah-rumah yang tenang.
Ruang dan waktu Hoi An terkondensasi di rumah-rumah kayu kuno.

Meskipun sering berkunjung, melihat gambar-gambar ini membuat wisatawan merasa familiar dan puitis, serta ingin mengunjungi Hoi An lagi, untuk membenamkan diri dalam ruang nostalgia itu.
Majalah Heritage






Komentar (0)