Selama tiga tahun ke depan, Rusia berencana menjual gas alam ke China melalui pipa dengan setengah harga jualnya ke Eropa.
Bloomberg mengutip isi laporan prospek ekonomi 2026 yang disampaikan kepada Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin pada 8 September, yang menunjukkan bahwa tahun depan harga rata-rata gas yang dijual ke China diperkirakan mencapai 271 USD per 1.000 m3.
Angka untuk pelanggan di Eropa dan Turki adalah $481. Perbedaan ini diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2026.
Perkiraan tersebut memberikan gambaran baru tentang proyek senilai $400 miliar antara raksasa gas Rusia, Gazprom, dan China National Petroleum Corporation (CNPC). Proyek terbesar Gazprom hingga saat ini akan memasok gas melalui pipa Power of Serbia. Sebelumnya, detail harga tidak dipublikasikan, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin hanya mengatakan bahwa harga gas akan ditetapkan berdasarkan harga minyak mentah.
Rusia telah mempererat hubungan energinya dengan Tiongkok selama bertahun-tahun, sebuah proses yang dipercepat setelah pecahnya perang di Ukraina awal tahun lalu. Pentingnya Tiongkok bagi Gazprom semakin meningkat setelah raksasa gas Rusia itu memangkas pasokan ke Eropa, yang dulunya merupakan pelanggan terbesarnya.
Tahun lalu, Rusia menjual gas ke Tiongkok dengan harga rata-rata $277 per 1.000 meter kubik. Harga untuk Eropa dan Turki adalah $983. Harga gas di Eropa mencapai rekor tertinggi tahun lalu karena pasokan energi yang terbatas.
Tahun ini, Rusia berencana menjual gas ke Tiongkok dengan harga rata-rata $297 per 1.000 meter kubik. Harga untuk Eropa dan Turki adalah $501.
Rusia juga diperkirakan akan mengekspor 97 miliar meter kubik gas melalui pipa tahun ini, turun dari lebih dari 131 miliar meter kubik tahun lalu. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 126 miliar meter kubik pada tahun 2026, berkat peningkatan pasokan melalui pipa Power of Siberia.
Ha Thu (menurut Bloomberg)
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)