Ketua Duma Negara (majelis rendah) Rusia, Vyacheslav Volodin, mengatakan di media sosial pada 20 Januari bahwa RUU tersebut akan dibahas di badan legislatif tersebut pada 22 Januari. Menurut media pemerintah Rusia, RUU tersebut mendapat dukungan dari semua fraksi utama di parlemen .
"Siapa pun yang mencoba menghancurkan Rusia dan mengkhianati negara ini akan menerima hukuman yang pantas dan memberikan kompensasi kepada negara dengan harta benda mereka," kata Volodin di Telegram, menurut Reuters.

Relawan yang bergabung dengan tentara Rusia bersiap berangkat ke Ukraina pada 17 Januari.
Tn. Volodin mengatakan undang-undang tersebut ditujukan untuk menghukum "bajingan" yang "melempar lumpur ke negara, prajurit dan perwira yang bertugas dalam operasi militer khusus", sebutan Moskow untuk perang di Ukraina.
Kejahatan menyebarkan "informasi palsu" tentang militer sudah memiliki hukuman penjara maksimum hingga 15 tahun di Rusia, menurut AFP.
Clash Point: Intelijen Militer Kyiv Mengungkapkan Cara Bertempur pada Tahun 2024; Akankah Trump Membantu Ukraina?
Berdasarkan rancangan undang-undang yang akan dibahas, informasi tentang kegiatan militer Rusia di Ukraina yang tidak berasal dari sumber resmi pemerintah dapat dianggap "palsu" dan tindakan penyebaran informasi tersebut dapat dituntut.
Seorang aktivis Rusia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara pada 18 Januari setelah pengadilan memutuskannya bersalah karena “mendiskreditkan” militer negara itu dalam sebuah unggahan di media sosial.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)