Pada pertemuan tematik Komite Rakyat Provinsi November 2023 pada pagi hari tanggal 16 November, Inspektur Jenderal Provinsi Chu The Huyen melaporkan hasil kerja antikorupsi pada tahun 2023 dan arahan serta tugas untuk tahun 2024.
Menurut Kepala Inspektur Provinsi Chu The Huyen, upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi telah dilaksanakan oleh Komite Rakyat Provinsi dan semua tingkatan serta sektor. Solusi pencegahan dan pemberantasan korupsi telah dilaksanakan secara serius dan sinkron, disertai dengan sosialisasi dan edukasi hukum pencegahan dan pemberantasan korupsi secara berkala, yang berkontribusi pada peningkatan kesadaran dan tanggung jawab pegawai negeri sipil, pegawai negeri, dan pekerja.

Pihak berwenang di semua tingkatan dan sektor telah mencapai hasil yang positif dan jelas, dengan mendeteksi dan menangani banyak kasus korupsi melalui investigasi, penuntutan, dan persidangan. Korupsi ditangani secara ketat, dengan orang yang tepat dan kejahatan yang tepat.
Seluruh sektor Inspeksi telah melaksanakan 323 inspeksi administratif, termasuk 306 inspeksi terencana dan 17 inspeksi tidak terjadwal. Melalui inspeksi tersebut, kesimpulan dikeluarkan dalam 226 inspeksi di 468 unit, yang mendeteksi pelanggaran senilai VND5.747 miliar dan lahan seluas 101.540 m2 .
Setelah dilakukan pemeriksaan, direkomendasikan pemulihan sebesar 39,166 miliar VND; merekomendasikan pengurangan nilai penyelesaian, pengurangan alokasi modal dan rekomendasi lainnya sebesar 13,161 miliar VND dan tanah seluas 101.540 m2 ; merekomendasikan penanganan administratif terhadap 52 organisasi dan 273 individu yang melakukan pelanggaran, menemukan 1 kasus dan melimpahkan ke lembaga investigasi.
Pada tanggal 25 Mei 2023, Inspektorat Provinsi menyelenggarakan undian acak untuk memilih 20 orang yang akan diverifikasi aset dan pendapatannya pada tahun 2023 di 4 unit. Saat ini, Inspektorat Provinsi sedang melaksanakan Rencana Verifikasi Aset dan Pendapatan tahun 2023.

Total pengaduan dan pengaduan yang muncul selama periode tersebut adalah 279 kasus. Instansi administrasi negara telah menyelesaikan 247 dari 279 kasus, mencapai tingkat penyelesaian 88,5%. Sisanya, 32 kasus sedang diverifikasi dan diselesaikan oleh departemen, cabang, sektor, dan otoritas lokal di semua tingkatan sesuai peraturan. Setelah menyelesaikan petisi dan pengaduan, berkas dari 3 kasus dilimpahkan ke badan investigasi kepolisian.
Selama periode tersebut, lembaga penyidik aktif memverifikasi dan menindak banyak kasus korupsi. Jumlah kasus korupsi yang terungkap selama periode tersebut adalah 29 kasus/119 terdakwa. Jumlah kasus menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tetapi jumlah terdakwa meningkat sebanyak 55 terdakwa.
Kerugian akibat tindak pidana korupsi mencapai lebih dari 7.830 miliar VND. Aset yang berhasil dipulihkan mencapai lebih dari 5.647 miliar VND, mencapai 72,1%.

Menurut Inspektorat Provinsi, perkembangan ekonomi pasar telah berdampak pada segelintir kader dan pegawai negeri sipil yang kurang pendidikan dan pelatihan, serta minimnya pengetahuan hukum, sehingga memanfaatkan celah hukum untuk melakukan tindak pidana korupsi, sehingga berdampak pada rusaknya nama baik aparatur negara di mata masyarakat.
Inspektorat provinsi juga memperkirakan bahwa situasi korupsi di masa mendatang akan semakin rumit. Situasi penyalahgunaan jabatan dan wewenang oleh pejabat dan pegawai negeri sipil untuk keuntungan pribadi, kepentingan kelompok, dan terutama korupsi kecil-kecilan semakin merajalela di berbagai instansi dan unit, yang memicu kemarahan dan ketidakpuasan publik.
Korupsi banyak terjadi di beberapa bidang yang sensitif seperti: investasi konstruksi, pengelolaan lahan, perdagangan, keuangan, perbankan, kesehatan ... Adapun kelompok perilaku korup yang sangat mungkin terjadi, dan perlu difokuskan pada solusi pencegahan dan pemberantasannya, adalah: Memanfaatkan jabatan dan kekuasaan dalam menjalankan tugas dan pelayanan publik untuk keuntungan pribadi; melakukan pelecehan untuk keuntungan pribadi...
Sumber
Komentar (0)