Sebuah tim peneliti internasional yang mencakup Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan-Bumi Jepang (JAMSTEC) telah menemukan bahwa partikel mikroplastik yang mengambang di lautan tersebar luas, dari dekat permukaan hingga laut dalam.
Data yang dikumpulkan dari sekitar 1.900 lokasi di seluruh dunia antara tahun 2014 dan 2024 mencakup wilayah lautan seperti Samudra Atlantik Utara, Pasifik Utara, dan Hindia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi mikroplastik di muara dan wilayah pesisir jauh lebih tinggi daripada di wilayah lepas pantai, dengan konsentrasi rata-rata 30 kali lebih tinggi daripada di wilayah lepas pantai. Fitoplankton dan organisme lain diduga menempel pada mikroplastik lalu tenggelam, sehingga mereka bertahan di wilayah pesisir.
Tim juga menemukan hubungan antara kedalaman dan ukuran mikroplastik. Mereka menemukan bahwa partikel yang relatif kecil, berukuran 1-100 µm (mikrometer), tersebar luas dan bertahan di dalam air lebih lama, dari permukaan hingga kedalaman sekitar 5.000 meter. Sementara itu, partikel yang lebih besar, antara 100 µm dan 5 mm, sebagian besar tetap berada di dekat permukaan atau tenggelam ke dasar laut.
Tn. Xie Zhao, Wakil Direktur Pusat Penelitian Dampak Lingkungan Biologi Kelautan JAMSTEC, mengomentari bahwa lautan sedang menjadi tempat penyimpanan mikroplastik raksasa.
Namun, karena metode analisis mikroplastik yang digunakan para peneliti berbeda-beda, masih sulit untuk memahami situasi yang sebenarnya. Tim peneliti bertujuan untuk mengembangkan metode survei standar dalam waktu dekat guna meningkatkan akurasi.
Keberadaan mikroplastik di semua kedalaman laut dan penyerapannya oleh kehidupan laut menimbulkan risiko potensial yang berdampak serius pada ekosistem laut.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/nghien-cuu-moi-cac-hat-vi-nhua-ton-tai-o-moi-do-sau-trong-dai-duong-post1036207.vnp






Komentar (0)