![]() |
| Para wanita dan ibu-ibu Mong di desa Bac Trien masih mempertahankan profesi menyulam tradisional. |
Ibu Sung Thi So, yang tahun ini berusia 68 tahun, masih memanfaatkan waktu luangnya untuk menyulam. Di sampingnya selalu ada tas cantik berisi jarum, benang, dan potongan kain agar saat ada waktu luang, ia bisa fokus menyulam. Ibu So bercerita, sejak usia 5-6 tahun, ia belajar menyulam dasar, lalu melihat nenek dan ibunya menyulam. Umumnya ia menyulam celemek, ikat pinggang rok, dan legging untuk dililitkan di kaki. Setiap kali pergi ke pasar, para ibu di desa memanfaatkan kesempatan itu untuk membeli kain dan benang sulam untuk menyulam sendiri. Ia menyulam untuk dirinya sendiri, anak-anaknya, dan kerabat di keluarganya, karena busana wanita Mong memang identik dengan warna-warni, dengan celemek, ikat pinggang rok, dan legging untuk dililitkan di kaki menjadi daya tarik tersendiri. Setiap jarum dan benang menunjukkan kreativitas pemakainya.
![]() |
| Dengan tangan terampil dan ketelitian, banyak pola unik telah disulam untuk menghiasi pakaian adat. |
Bapak Hoang Cao Thuong, Sekretaris Sel Partai dan Kepala Desa Bac Trien, mengatakan bahwa desa tersebut memiliki 129 rumah tangga, termasuk 40 rumah tangga suku Mong Hoa, yang mencakup lebih dari 30% dari total jumlah rumah tangga. Selain memperhatikan pembangunan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup, masyarakat juga senantiasa sadar akan pentingnya melestarikan identitas budaya etnis, terutama seni sulaman tradisional. Selama liburan dan Tet, pakaian adat Mong yang dikenakan para perempuan untuk pergi keluar dan menghadiri festival telah turut memperindah citra etnis minoritas di komunitas tersebut.
![]() |
| Celemek ini disulam dengan cermat menggunakan pola-pola yang unik. |
Ibu Vang Thi Say, yang kini berusia lebih dari 80 tahun, bercerita bahwa ia dulu menyukai sulaman dan merupakan salah satu penyulam terbaik di desanya. Dengan tangan terampil, ketelitian, dan kombinasi warna yang serasi, ia menyulam celemek, ikat pinggang rok, dan legging untuk pakaian adat anak-anak dan cucu-cucunya. Pola-pola yang sering dipilih adalah bunga, pohon, burung, dll., yang mengekspresikan hubungan dan harmoni antara manusia dan alam.
![]() |
| Celemek berwarna-warni dengan pola yang unik menunjukkan kecerdikan wanita Mong. |
Ibu Cu Thi Bay dengan antusias mengatakan bahwa, setelah diajari oleh nenek dan ibunya, ia juga sudah bisa menyulam sejak kecil. Dulu, anak-anak belum punya ponsel, belum punya banyak permainan seperti sekarang, jadi hampir semua anak perempuan tahu cara menyulam. Ketika dewasa, mereka bisa menyulam untuk menghias pakaian mereka sendiri. Dan semua orang berusaha menyiapkan pakaian terindah untuk dikenakan pada hari raya, Tet, pernikahan, atau acara-acara penting dalam hidup.
![]() |
| Anak-anak Mong dikenakan kostum warna-warni oleh ibu mereka. |
Di tengah kehidupan modern yang penuh perubahan, sulaman dan jahitan yang teliti tak hanya menciptakan kostum yang cemerlang dan penuh warna, tetapi juga menjadi ikatan kuat yang menghubungkan berbagai generasi masyarakat Mong di Bac Trien. Dari sana, terciptalah identitas budaya masyarakat Mong setempat yang unik.
Huyền Linh
Sumber: https://baotuyenquang.com.vn/van-hoa/du-lich/202510/nguoi-mong-o-bac-trien-giu-gin-nghe-theu-truyen-thong-8496700/











Komentar (0)