Mulai 1 September, peminjaman untuk melunasi pinjaman lama di bank lain di muka tidak lagi terbatas pada "tujuan bisnis" tetapi juga diperbolehkan bagi nasabah dengan pinjaman yang belum dibayar untuk membeli rumah atau mobil.
Bank Negara baru saja menerbitkan Surat Edaran 06 yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam Surat Edaran 39/2016 yang mengatur kegiatan perkreditan, dengan berbagai persyaratan untuk memudahkan akses permodalan. Surat Edaran ini akan berlaku mulai 1 September.
Khususnya berdasarkan Pasal 8 Surat Edaran lama, peminjaman modal untuk melunasi pinjaman pada lembaga perkreditan lain tidak diperkenankan, kecuali dalam hal pelunasan lebih awal pinjaman untuk kegiatan usaha, dengan jangka waktu pinjaman lebih pendek dari sisa jangka waktu pinjaman lama dan belum direstrukturisasi.
Namun, dalam SE 06 yang baru diterbitkan, batasan "melayani kegiatan usaha" tidak lagi disinggung, dua ketentuan yang tersisa, yakni batas waktu dan struktur yang belum terlaksana, tetap dipertahankan.
Dengan demikian, bank dapat memberikan pinjaman kepada nasabah untuk membayar kembali pinjaman di bank lain lebih awal untuk tujuan selain kegiatan bisnis, seperti pinjaman rumah atau pinjaman mobil.
Dengan peraturan baru ini, fleksibilitas dalam memilih bank akan lebih mudah dari sebelumnya. Nasabah dapat memilih bank dengan suku bunga lebih rendah atau program dukungan yang lebih banyak untuk meminjam guna mengoptimalkan arus kas. Sebelumnya, jika ingin mentransfer utang antar bank, nasabah harus menggunakan aset lain sebagai agunan untuk meminjam dari bank tersebut, sebelum melunasi utang dan mencairkan agunan dari pinjaman lama.
Selain membantu nasabah lebih fleksibel dalam menangani pinjaman lama, Surat Edaran baru ini juga menambahkan sejumlah kasus di mana pinjaman tidak diizinkan.
Meminjam uang dari bank untuk menyimpan uang akan dilarang. Bank juga tidak diperbolehkan meminjamkan uang kepada nasabah untuk membayar setoran modal, membeli, atau menerima transfer setoran modal perseroan terbatas atau persekutuan; menyetor modal, membeli, atau menerima transfer saham perseroan terbatas yang tidak tercatat atau belum terdaftar untuk diperdagangkan di UPCoM.
Peminjaman uang dari bank untuk membayar kontribusi modal berdasarkan kontrak kontribusi modal, kontrak kerja sama investasi, atau kontrak kerja sama bisnis dengan proyek yang tidak memenuhi persyaratan bisnis juga tunduk pada pembatasan.
Selain itu, beberapa ketentuan pinjaman lainnya juga dibuat lebih sederhana.
Dalam kegiatan peminjaman melalui sarana elektronik, lembaga kredit berhak memverifikasi informasi nasabah melalui sarana elektronik (eKYC), basis data kependudukan nasional, dan basis data identifikasi warga negara.
Dengan demikian, bank berhak membuat perjanjian pinjaman dalam bentuk kontrak elektronik (sebelumnya hanya kontrak kertas yang diterima) dan menyetujui pinjaman secara elektronik.
Untuk kebutuhan pinjaman modal guna memenuhi kebutuhan hidup konsumtif, seperti pinjaman untuk membeli mobil, membeli peralatan konsumtif... nasabah tidak perlu memiliki rencana atau proyek. Pengajuan pinjaman hanya memerlukan informasi mengenai total modal yang dibutuhkan, tujuan penggunaan modal, jangka waktu, dan sumber pelunasan. Khusus untuk kebutuhan pinjaman modal untuk membeli rumah, membangun, merenovasi, dan menerima pengalihan hak guna tanah, nasabah tetap harus melengkapi rencana dan proyek sesuai ketentuan.
Minh Son
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)