Selama beberapa generasi, masyarakat Van Kieu yang tinggal di Pegunungan Truong Son yang megah telah memiliki kebiasaan merokok tembakau dengan pipa. Oleh karena itu, pipa telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka dan menjadi ciri khas budaya yang unik. Kini, seiring dengan kehidupan modern, jumlah orang yang membuat pipa di masyarakat Van Kieu semakin berkurang. Jumlah orang yang bisa membuat pipa dapat dihitung dengan jari. Namun, dengan semangat yang luar biasa, Ibu Ho Thi Ua (73 tahun), di Desa Loa, Kecamatan Ba Tang, Kabupaten Huong Hoa, Provinsi Quang Tri , masih terus berjuang untuk membuat pipa.

Ibu Ua bersedia mengajarkan cara membuat pipa tembakau kepada mereka yang menggemari kerajinan tradisional - Foto: ML
Sejak kecil, Ua selalu mengenal pipa karena kakek-nenek, orang tua, dan orang-orang di sekitarnya sering menggunakannya. Ua selalu bertanya-tanya apa istimewanya pipa yang membuatnya begitu dekat dengan manusia. Sejak saat itu, Ua menghabiskan waktu belajar cara membuat pipa dari kakek-nenek dan ibunya.
Proses pembuatan pipa tidaklah mudah, dan bahan-bahannya juga sangat sulit ditemukan. Setelah bertahun-tahun belajar dan berlatih membuat pipa, sejak kecil Ua telah menguasai keahlian tersebut dan terus menekuninya hingga sekarang. “Membuat pipa bukanlah pekerjaan mudah. Bagian tersulitnya adalah menemukan dan memilih tanah liat yang tepat. Membengkokkan cetakan, membuat tabung pipa, dan memantau suhu pembakaran juga melelahkan dan membutuhkan ketelitian tinggi,” ujar Ibu Ua.
Menurut Ibu Ua, bahan utama untuk membuat pipa adalah tanah liat tanpa campuran. Karakteristik tanah liat jenis ini adalah lunak, halus, dan fleksibel. Lapisan terluar berwarna merah, lapisan berikutnya berwarna abu-abu, lalu lapisan hitam. Langkah-langkah untuk mengubah tanah liat menjadi pipa tidaklah mudah, membutuhkan keterampilan tangan yang tinggi, ketekunan, dan kesabaran dari pengrajin. Semua tahapan pembuatan pipa dilakukan sepenuhnya dengan tangan, disiapkan oleh pengrajin sendiri. Setelah dikumpulkan, tanah liat akan diremas untuk mendapatkan tekstur yang lembut dan halus.
Kemudian, gulung setiap sampel secara terpisah, kira-kira seukuran telur ayam. Setiap sampel akan dibentuk dengan cermat dan teliti sesuai bentuk pipa. Langkah penting lainnya adalah membuat lubang ventilasi pipa, yaitu cara untuk mengalirkan udara ke pipa tanpa kehilangan bentuk khasnya, memastikan estetika pipa sekaligus memberikan pengguna sensasi menikmati sepenuhnya cita rasa unik tembakau yang ditanam dan diolah sendiri.
Untuk melakukannya, Ibu Ua memilih sepotong kawat besi, membengkokkannya agar pas dengan pipa, memanaskannya pada suhu tinggi, lalu dengan terampil memasukkannya ke dalam badan pipa. Setelah langkah ini selesai, pipa akan dikeringkan di bawah sinar matahari. Selanjutnya, pipa dipanaskan dengan cara menguburnya sepenuhnya dalam abu semalaman, memastikan suhunya menghangat secara bertahap dan bertahan lama untuk mengeras dan memperkuat produk tetapi mencegah keretakan.
Setelah dipanaskan semalaman, jika Anda memeriksa dan melihat pipa telah berubah seluruhnya dari hitam menjadi merah, keluarkan pipa dan letakkan di atas lapisan dedak padi yang tebal, sehingga lapisan dedak ini secara bertahap dapat menyerap panas dari pipa.
Setelah produk mendingin dan mencapai suhu yang diinginkan, warnanya akan berubah menjadi hitam. Demi kenyamanan pengguna, Ibu Ua akan memperpanjang pipa dengan sepotong kecil akar bambu, kira-kira sepanjang jengkal tangan. Pipa ini dililitkan dengan cincin tembaga atau aluminium tipis yang dirancang khusus pada badan pipa untuk menciptakan estetika sekaligus mencegah ujung pipa pecah. Karena sifat produk yang rumit, tidak banyak produk yang dibuat, terutama untuk memenuhi preferensi dan kebiasaan beberapa lansia di daerah tersebut.
Kini usianya sudah lebih dari 70 tahun, meski pandangan matanya sudah tak tajam lagi, tangannya tak lagi lincah, dan penghasilan dari membuat pipa tak seberapa, namun berbekal kecintaan pada profesi sang ayah, Ibu Ua bertekad akan tetap menekuni profesi itu hingga kesehatannya tak lagi memungkinkan.
Ibu Ua merenung: “Membuat pipa tembakau tidaklah mudah, mencari bahan baku sulit, dan proses pembuatannya pun lebih sulit lagi. Membutuhkan banyak tenaga, sehingga sangat sedikit orang yang mau menekuni profesi ini. Saya sudah tua, dan takut profesi membuat pipa tembakau akan hilang setelah saya meninggal. Oleh karena itu, saya sungguh-sungguh mencari orang-orang yang bersemangat dengan profesi tradisional ini untuk mewariskan metode pembuatan pipa, membantu generasi mendatang mengetahui bahwa dalam khazanah budaya masyarakat Van Kieu, masih terdapat pipa-pipa tembakau yang telah menemani kehidupan masyarakat di wilayah barat Quang Tri.”
Minh Long
[iklan_2]
Sumber: https://baoquangtri.vn/nguoi-phu-nu-van-kieu-niu-giu-nghe-truyen-thong-188570.htm






Komentar (0)