Jepang akan memulai kembali produksi di pembangkit listrik tenaga nuklir Kashiwazaki-Kariwa setelah penutupan yang lama karena dampak bencana Fukushima.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kashiwazaki-Kariwa terlihat dari atas. Foto: IAEA
Perusahaan Listrik Tokyo (TEPCO) sedang bersiap untuk memuat bahan bakar ke pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia , Kashiwazaki-Kariwa. Dinonaktifkan setelah bencana nuklir Fukushima tahun 2011, ini merupakan langkah pertama untuk menghidupkan kembali pembangkit listrik raksasa tersebut. Langkah ini dilakukan beberapa bulan setelah Otoritas Regulasi Nuklir Jepang (NRA) memberikan izin kepada pembangkit tersebut untuk memulai kembali operasinya. NRA juga mengizinkan pembangkit tersebut untuk mulai memuat bahan bakar lagi. TEPCO sekarang akan menambahkan batang bahan bakar ke reaktor No. 7, Interesting Engineering melaporkan pada 15 April.
PLTN Kashiwazaki-Kariwa masih menghadapi beberapa kendala sebelum dapat beroperasi, termasuk inspeksi keselamatan dan perizinan dari otoritas setempat. Fasilitas ini sebelumnya menghadapi masalah ketika mencoba melanjutkan operasi pada tahun 2021 akibat serangkaian pelanggaran keselamatan, termasuk kegagalan dalam melindungi material nuklir secara memadai. Namun, masalah-masalah tersebut telah teratasi.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kashiwasaki-Kariwa memiliki kapasitas 8,2 GW sebelum ditutup pada tahun 2012. Terletak di Prefektur Niigata, Jepang, di atas lahan seluas 4,2 km², fasilitas ini pertama kali dibuka pada tahun 1985 dan menampung reaktor air mendidih canggih (ABWR) pertama di dunia. Pembangkit ini memiliki tujuh reaktor, lima di antaranya berkapasitas 1,1 GW. Dua lainnya dapat menghasilkan listrik sebesar 1.365 MW. Pembangkit listrik tenaga nuklir ini telah mengalami beberapa kali penutupan sebagian dan total selama masa pakainya akibat kesulitan teknis dan gempa bumi di wilayah tersebut. Namun, setelah bencana Fukushima, Kashiwasaki-Kariwa tetap ditutup untuk waktu yang lama.
Pemulihan pembangkit listrik terbaru ini merupakan bagian dari ambisi Jepang untuk menghidupkan kembali reaktor guna memastikan ketahanan energi bagi seluruh negeri. Hal ini juga merupakan upaya untuk mengurangi emisi karbon. Oleh karena itu, tenaga nuklir akan memungkinkan Jepang untuk mandiri dalam hal pasokan listrik di tengah keterbatasan sumber daya dan impor sekitar 90% listrik yang dikonsumsi. Oleh karena itu, Jepang mengubah kebijakan energi nuklirnya pada akhir tahun 2022. Lonjakan harga beberapa jenis energi baru-baru ini, seperti gas alam cair (LNG), juga memotivasi Jepang untuk menghidupkan kembali tenaga nuklir.
Selanjutnya, TEPCO berencana mengirimkan rakitan bahan bakar ke reaktor No. 7 pada 15 April. TEPCO menyatakan rencananya untuk menempatkan 872 rakitan bahan bakar dari fasilitas penyimpanan pembangkit ke dalam reaktor. Proses ini relatif memakan waktu dan akan memakan waktu sekitar 1,5 bulan karena perlunya inspeksi menyeluruh untuk memastikan batang bahan bakar terpasang dengan benar. Inspeksi juga diperlukan untuk memastikan sistem pendingin inti berfungsi sesuai rancangan. TEPCO juga akan menambah jumlah pekerja shift malam dari delapan menjadi 51 orang.
An Khang (Menurut Teknik Menarik )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)