Dalam ujian kelulusan SMA tahun 2025, mata pelajaran sastra dinilai memiliki tingkat diferensiasi tinggi, yang mengharuskan kandidat menerapkan keterampilan argumentasi yang baik, berpikir kritis, dan kemampuan berhubungan dengan realitas, terutama di bagian diskusi sosial.
Phuong Nghi menyelesaikan esainya yang terdiri dari 7 halaman, menyajikannya dengan jelas, ringkas, dan mendalam. Hal yang membuat esainya hampir sepenuhnya meyakinkan adalah cara ia memilih bukti yang modern dan dekat dengan anak muda. Alih-alih menggunakan contoh-contoh yang familiar, Nghi memasukkan tokoh-tokoh seperti penyanyi Kieu Anh, YouTuber Khoai Lang Thang, penyanyi Phuong My Chi, dan lain-lain dalam esainya untuk menyampaikan pesan-pesan humanis.

Menurut Kepala Sekolah Menengah AtasFPT Can Tho, siswi Trang Ngoc Phuong Nghi dianggap sebagai wajah khas sekolah tersebut.
FOTO: DUY TAN
Secara khusus, Kieu Anh merupakan bukti peran tanah air dalam membentuk identitas pribadi; Khoai Lang Thang mewakili semangat melestarikan dan menyebarkan budaya nasional melalui perjalanan menjelajahi Vietnam; dan Phuong My Chi adalah gambaran seorang anak muda yang memelihara dan menginspirasi musik tradisional dengan caranya yang unik.
"Saya ingin tulisan saya mencerminkan nafas kehidupan, dengan materi dari apa yang saya amati dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Phuong Nghi.
Tak hanya unggul di bidang sastra, Phuong Nghi juga meraih 9,25 poin di bidang sejarah dan 9 poin di bidang geografi, sehingga total skornya di blok C00 menjadi 28 poin.
Phuong Nghi mengatakan bahwa ia kerap kali berlatih soal-soal ujian, dengan catatan waktu tepat 120 menit agar tercipta nuansa ujian yang sesungguhnya, dan di saat yang sama mengutamakan latihan soal-soal ujian yang mutakhir dan beragam sesuai daerahnya guna meningkatkan pemahaman bacaan, refleks berpikir, dan kecepatan persepsi terhadap materi baru.
"Sastra bukan lagi mata pelajaran hafalan. Sastra membutuhkan kepekaan, kemampuan menghubungkan pengetahuan sosial, dan memperbarui peristiwa terkini untuk memperkaya argumen," tegas mahasiswi asal Barat tersebut.
Ibu Nguyen Thi Uyen Thuy, Kepala Sekolah Menengah Atas FPT Can Tho, mengatakan bahwa Phuong Nghi adalah wajah khas sekolah tersebut. Ia tidak hanya pandai sastra, tetapi juga memenangkan penghargaan STEM ( sains , teknologi, teknik, matematika) nasional, menjadi "duta pembelajaran" yang menginspirasi teman-temannya, menjadi pembawa acara di berbagai acara besar, dan aktif di berbagai klub di sekolah.
Prestasi Phuong Nghi bukan hanya hasil berlatih keterampilan mengerjakan ujian tetapi juga kristalisasi proses akumulasi pengalaman, kedalaman emosi dan pemikiran mandiri.
"Bagi kami, kesuksesan Phuong Nghi adalah bukti nyata bahwa ketika pendidikan berfokus pada pengalaman, nilai-nilai hidup, dan pengembangan diri, alih-alih hanya mengejar nilai, prestasi tinggi akan menjadi konsekuensi yang tak terelakkan," ujar Ibu Thuy.
Sumber: https://thanhnien.vn/nu-sinh-can-tho-gay-an-tuong-voi-975-diem-mon-van-185250717161316184.htm






Komentar (0)