
Menurut CNN, letusan gunung berapi di Indonesia menciptakan awan abu raksasa yang mencapai ketinggian hingga 10 km di langit, mengganggu atau membatalkan puluhan penerbangan ke dan dari pulau wisata Bali.
Gunung Lewotobi Laki Laki di pulau wisata Flores di Indonesia bagian selatan-tengah meletus pada pukul 17.35 waktu setempat pada tanggal 17 Juni, mengirimkan gumpalan abu hingga setinggi 10 kilometer, menurut Survei Geologi negara tersebut.
Gambar-gambar menunjukkan awan berbentuk jamur berwarna oranye menutupi desa Talibura di dekatnya. Pihak berwenang segera mengeluarkan tingkat kewaspadaan tertinggi di negara itu dan mendesak wisatawan untuk menghindari daerah tersebut.
Menurut situs web Bandara Internasional Denpasar, puluhan penerbangan telah dibatalkan di Bali, dengan gangguan tersebut disebabkan oleh "letusan gunung berapi".
Penerbangan domestik ke Jakarta dan Lombok, serta penerbangan lain ke Australia, Tiongkok, India, Malaysia, Selandia Baru, dan Singapura, juga mengalami penundaan karena kekhawatiran tentang dampak letusan gunung berapi.
Mengingat situasi saat ini, bandara Fransiskus Xaverius Seda diperkirakan akan ditutup hingga besok (19 Juni), "untuk menjamin keselamatan penumpang," kata operator bandara AirNav dalam sebuah unggahan di Instagram.
Situs web Bandara Changi Singapura juga mencatat bahwa Jetstar dan Scoot telah membatalkan penerbangan ke Bali pada pagi hari tanggal 18 Juni, sementara AirAsia membatalkan penerbangan siang harinya ke ibu kota Indonesia.
Pasangan turis Athirah Rosli, 31, dan suaminya Fadzly Yohannes, 33, bangun pagi ini dan mendapati penerbangan Jetstar mereka dari Bail ke Singapura telah dibatalkan.
"Reaksi awal saya adalah kecemasan dan kepanikan, tetapi saya segera tenang. Saya dan suami saya mencari penerbangan baru, memesan akomodasi dan asuransi tambahan, lalu sarapan di hotel. Saya merasa beruntung karena semua orang selamat dan sehat," kata Rosli kepada CNN.
Wisatawan terkena dampaknya.
Gunung Lewotobi Laki Laki meletus setelah aktivitas pemicu yang signifikan, termasuk 50 letusan dalam dua jam, peningkatan tajam dari rata-rata 8 hingga 10 letusan per hari.
Menurut Avi Hallan, seorang pejabat di badan penanggulangan bencana setempat, puluhan warga di dua desa terdekat dengan cepat dievakuasi.
Zona bahaya telah dipagari sekitar delapan kilometer dari kawah. Warga juga telah diperingatkan tentang kemungkinan hujan lebat yang menyebabkan aliran lava dari gunung berapi tersebut.
Menurut sebuah perusahaan perjalanan lokal, lebih dari seribu wisatawan telah terdampak, terutama mereka yang bepergian ke Bali dan Taman Nasional Komodo, yang terkenal dengan komodonya.
"Kami telah meninjau lebih dari 1.000 wisatawan yang terkena dampak pembatalan," kata Remdy Doul, perwakilan penjualan dari perusahaan perjalanan Come2Indonesia di Bali.
Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki Laki terakhir meletus pada bulan Mei ketika otoritas setempat menaikkan tingkat kewaspadaan ke level tertinggi.
Letusan lain terjadi pada bulan Maret, tetapi maskapai penerbangan harus membatalkan dan menunda penerbangan ke Bali, yang berjarak sekitar 500 mil (800 km).
Pada November 2024, gunung berapi tersebut meletus beberapa kali, menewaskan sembilan orang, melukai puluhan lainnya, memaksa ribuan orang untuk mengungsi, dan menyebabkan pembatalan penerbangan.
Indonesia, rumah bagi 270 juta orang, memiliki 120 gunung berapi aktif dan sering mengalami aktivitas seismik.
Kepulauan ini terletak di sepanjang "Cincin Api," sebuah rangkaian patahan seismik berbentuk tapal kuda yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik .
Banyak gunung berapi aktif di Indonesia sering meletus secara tiba-tiba dan dahsyat, menelan desa-desa di sekitarnya dan memaksa ribuan orang untuk mengungsi.
Sumber: https://baovanhoa.vn/du-lich/nui-lua-phun-tro-bui-len-toi-10-km-bali-huy-hang-chuc-chuyen-bay-vao-phut-chot-143956.html






Komentar (0)