Laporan Nvidia mencatat bahwa Huawei juga memasok GPU, unit pemrosesan pusat, dan komponen jaringan ke pasar, sehingga dapat dianggap sebagai penyedia solusi bagi penyedia layanan cloud terkait kecerdasan buatan (AI). Semua ini memungkinkan Nvidia untuk menganggap Huawei sebagai salah satu pesaing utamanya.
Larangan AS menciptakan keuntungan yang cukup jelas bagi Huawei di China.
Para analis memperkirakan pasar Tiongkok bisa menjadi sumber pendapatan sebesar $7 miliar bagi produsen komponen sistem AI. Meskipun operasi Nvidia sendiri di Tiongkok dibatasi oleh sanksi AS, Huawei memiliki keunggulan yang jelas. Meskipun GPU Ascend 910B Huawei memiliki performa yang sama dengan Nvidia A100 yang diperkenalkan tiga tahun lalu, larangan pemerintah AS telah memberikan keunggulan kompetitif bagi produk-produk Huawei.
Selain Huawei, Nvidia juga menyebutkan pesaing utama lainnya dalam laporannya, termasuk Intel, AMD, Broadcom, dan Qualcomm. Broadcom dan Qualcomm memproduksi komponen telekomunikasi. Selain itu, perusahaan komputasi awan Amazon dan Microsoft juga dianggap sebagai pesaing langsung Nvidia.
Perlu dicatat, menurut formulir 10-K, salah satu penyedia cloud utama menyumbang 13% pendapatan finansial Nvidia pada tahun fiskal lalu. Angka ini diperkirakan sekitar $12 miliar. Namun, para ahli juga mengatakan bahwa konsentrasi pendapatan yang tinggi pada beberapa mitra utama dapat menimbulkan risiko tertentu bagi perusahaan.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)