Pada tanggal 3 Januari, Presiden AS Joe Biden secara resmi memblokir kesepakatan antara Nippon Steel Corporation (Jepang) dan US Steel Corporation (AS) senilai 14,9 miliar USD, karena masalah keamanan nasional.
Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih di Washington DC, AS pada 2 Januari - Foto: REUTERS
"Akuisisi ini akan menempatkan salah satu produsen baja terbesar Amerika di bawah kendali asing dan menimbulkan risiko bagi keamanan nasional dan rantai pasokan vital kita. Itulah sebabnya saya mengambil tindakan untuk memblokir kesepakatan ini," demikian pernyataan Presiden AS Joe Biden yang dimuat di situs web Gedung Putih pada 3 Januari.
"Seperti yang telah saya katakan berkali-kali, industri baja—dan pekerja baja—adalah tulang punggung bangsa kita. Tanpa industri baja dan pekerja baja dalam negeri, bangsa kita akan menjadi kurang kuat dan kurang aman," tegas pemimpin AS tersebut.
Dalam perintah eksekutif yang ditandatangani pada hari yang sama, Tn. Biden mengutip Undang-Undang Produksi Pertahanan tahun 1950, dan menyatakan bahwa ia yakin Nippon Steel "mungkin mengambil tindakan yang mengancam keamanan nasional Amerika Serikat."
Menurut kantor berita Reuters, keputusan Biden memberikan pukulan telak terhadap proposal akuisisi yang kontroversial setelah satu tahun pertimbangan.
Kesepakatan itu diumumkan pada Desember 2023 dan segera menghadapi pertentangan di seluruh spektrum politik AS menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November 2024. Baik Donald Trump maupun Biden telah berjanji untuk memblokir kesepakatan tersebut.
Akuisisi ini diumumkan dengan tujuan menciptakan produsen baja terbesar ketiga di dunia , mengingat Nippon Steel saat ini merupakan produsen baja terbesar keempat di dunia, sementara US Steel berada di peringkat ke-24. US Steel—yang berkantor pusat di Pennsylvania—dulunya mengendalikan sebagian besar produksi baja Amerika, tetapi kini menjadi produsen baja terbesar ketiga di negara tersebut.
Kantor pusat Nippon Steel Group di Tokyo, Jepang - Foto: REUTERS
Keputusan Presiden Biden juga memotong sumber pendanaan penting bagi US Steel, yang menyatakan harus menutup pabrik-pabrik besar tanpa investasi hampir $3 miliar dari Jepang.
Nippon Steel berpendapat bahwa akuisisi US Steel akan membantu merevitalisasi industri baja AS, yang akan menguntungkan para pekerja Amerika. Jika kesepakatan ini terwujud, Nippon Steel akan berinvestasi lebih dari $2,7 miliar, sekaligus memastikan warga Amerika tetap berada di jajaran direksi dan manajemen US Steel.
Nippon Steel telah menetapkan target untuk meningkatkan kapasitas produksi globalnya menjadi 85 juta ton per tahun, dari saat ini 65 juta ton per tahun, menuju target jangka panjang sebesar 100 juta ton per tahun.
Namun, baik Presiden Biden maupun Presiden terpilih Donald Trump berpendapat bahwa US Steel harus tetap dimiliki oleh Amerika. November lalu, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mendesak Biden untuk menyetujui merger tersebut agar tidak merusak upaya-upaya terbaru untuk memperkuat hubungan bilateral.
Apa kata Nippon Steel dan US Steel?
Menurut AFP, langkah Biden telah menuai kritik keras dari US Steel dan Nippon Steel. Sementara itu, serikat pekerja United Steelworkers dengan cepat menyambut baik keputusan Biden.
"Pernyataan dan perintah eksekutif Presiden Biden tidak memberikan bukti kredibel apa pun terkait masalah keamanan nasional, sehingga memperjelas bahwa ini adalah keputusan politik ," demikian pernyataan bersama Nippon Steel dan US Steel.
Kedua perusahaan mengatakan mereka akan "mengambil semua tindakan yang tepat" untuk melindungi hak hukum mereka.
[iklan_2]
Sumber: https://tuoitre.vn/ong-biden-chinh-thuc-chan-tap-doan-thep-nhat-ban-mua-lai-us-steel-20250104083907789.htm






Komentar (0)