Pada tanggal 25 Agustus, perusahaan teknologi rintisan Perplexity AI mengumumkan akan menerapkan model bagi hasil pendapatan pencarian dengan media, menandai langkah signifikan dalam membentuk kembali hubungan antara kecerdasan buatan (AI) dan industri media.
Menurut Perplexity, mitra media akan mulai menerima pembayaran ketika konten mereka digunakan untuk menghasilkan respons pengguna melalui peramban atau asisten AI perusahaan.
Dalam sebuah unggahan blog, tim Perplexity menyatakan bahwa perusahaan akan menerapkan model yang lebih berkelanjutan dan adil bagi penyedia konten orisinal seperti surat kabar, situs berita, dan majalah.
Secara spesifik, pembayaran akan dilakukan melalui layanan berlangganan bernama Comet Plus, yang diharapkan akan diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang. Ini adalah program yang menurut Perplexity bertujuan untuk memastikan jurnalis dan organisasi media mendapatkan manfaat dari model bisnis baru yang diciptakan oleh AI.
Menurut perusahaan tersebut, dana senilai $42,5 juta telah disisihkan untuk didistribusikan kepada penyedia konten, dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat di masa mendatang.
Perwakilan dari Perplexity menekankan bahwa seiring perkembangan internet dari platform penyedia informasi menjadi tempat untuk menghubungkan pengetahuan, tindakan, dan peluang, konten berkualitas tinggi dari penerbit dan jurnalis menjadi semakin penting.
Layanan Comet Plus akan dikenakan biaya $5 per bulan dan akan diintegrasikan sebagai add-on bagi pengguna yang telah berlangganan paket premium Perplexity.
Perplexity saat ini merupakan salah satu perusahaan rintisan paling terkemuka di Silicon Valley, dianggap sebagai pesaing potensial yang dapat menantang dominasi Google di bidang pencarian berkat teknologi AI canggihnya.
Namun, perusahaan tersebut juga menghadapi banyak tuntutan hukum dari perusahaan media besar seperti Wall Street Journal, New York Times, dan Yomiuri Shimbun (Jepang).
Gugatan tersebut menuduh bahwa Perplexity secara ilegal menggunakan konten berhak cipta untuk melatih dan mengoperasikan perangkat AI-nya.
Salah satu gugatan tersebut menuduh bahwa Perplexity "secara ilegal menyalin dan menggunakan kembali" konten dari Wall Street Journal dan New York Post untuk menghasilkan respons AI tanpa izin.
Langkah pembagian pendapatan ini dipandang sebagai "isyarat perdamaian" yang ditawarkan oleh Perplexity untuk meredakan ketegangan dengan organisasi media dan memperkuat pembelaannya terhadap tuduhan pelanggaran hak cipta.
Berbeda dengan alat seperti ChatGPT atau Claude dari Anthropic, Perplexity memberikan jawaban yang bersumber dengan jelas, memungkinkan pengguna akses langsung ke dokumen asli untuk memverifikasi informasi.
Salah satu fitur utama Perplexity adalah kemampuannya menampilkan jawaban langsung pada antarmuka, sehingga pengguna tidak perlu mengakses situs web sumber seperti pada mesin pencari tradisional.
Sementara itu, Google juga telah mengintegrasikan AI ke dalam sistem pencariannya, menyediakan ringkasan hasil pencarian yang didukung AI, sebuah tren yang mengubah cara pengguna mengakses informasi.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/perplexity-ai-trien-khai-mo-hinh-chia-se-doanh-thu-voi-cac-don-vi-truyen-thong-post1057974.vnp






Komentar (0)