Setelah pertemuan antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pejabat senior pertahanan dan keamanan pada tanggal 24 Maret, Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal mengumumkan bahwa pemerintah meningkatkan peringatan keamanan ke tingkat tertinggi setelah serangan Moskow, menurut AFP.
Tentara Prancis berpatroli di Menara Eiffel pada tahun 2015.
"Mengingat klaim tanggung jawab ISIS atas serangan tersebut dan ancaman yang mengancam negara, kami telah memutuskan untuk meningkatkan status Vigipirate ke tingkat tertinggi: serangan mendesak," kata Perdana Menteri Attal, merujuk pada sistem peringatan keamanan nasional Prancis.
Sistem ini memiliki tiga tingkat, dengan tingkat tertinggi diaktifkan ketika ada ancaman serangan yang akan segera terjadi di Prancis atau di luar negeri. Ketika tingkat ini diaktifkan, langkah-langkah keamanan khusus seperti peningkatan patroli militer di tempat-tempat umum termasuk stasiun kereta api, bandara, dan tempat ibadah akan diterapkan.
Keputusan ini diambil saat Paris bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade dalam beberapa bulan mendatang. Kekhawatiran keamanan diperkirakan akan meningkat menjelang upacara pembukaan Olimpiade pada 26 Juli, ketika perahu-perahu akan berlayar di sepanjang Sungai Seine dan kerumunan orang akan berdesakan di tepiannya.
Prancis telah mengalami beberapa serangan teroris mematikan di masa lalu, termasuk serangan tahun 2015 di gedung konser Bataclan di Paris yang menewaskan lebih dari 130 orang.
ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas serangan di gedung teater Crocus City Hall di Moskow pada 22 Maret, yang menewaskan 137 orang dan melukai 180 orang. Menurut TASS, 11 orang yang terlibat telah ditangkap, termasuk empat pria bersenjata. Dalam sidang pengadilan pada 24 Maret, dua orang didakwa dengan terorisme, termasuk seorang warga negara Tajikistan bernama Dalerdjon Mirzoyev.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)