
Semak Tidestromia oblongifolia mampu melakukan fotosintesis pada suhu yang sangat tinggi - Foto: KARINE PRADO
Suhu musim panas di Death Valley, California, seringkali mencapai di atas 49 derajat Celsius di tempat teduh. Kebanyakan tanaman layu dalam suhu panas seperti itu, tetapi semak Tidestromia oblongifolia tumbuh subur, menurut LiveScience pada 20 November.
Tim menemukan bahwa semak berbunga abu-abu kehijauan itu telah menumbuhkan daun yang lebih kecil dan menata ulang bagian-bagian tubuhnya agar tumbuh subur dalam kondisi yang sangat panas.
Tim juga menemukan bahwa mereka mampu melakukan fotosintesis pada suhu yang lebih tinggi daripada spesies tanaman mana pun yang diketahui.
Untuk mencapai penemuan ini, tim menanam Tidestromia oblongifolia dalam pot dalam kondisi normal. Saat berusia delapan minggu, tim mengekspos tanaman tersebut ke lingkungan keras Death Valley selama sebulan.
Tim mengamati bagaimana Tidestromia oblongifolia merespons aklimatisasi. Dalam dua hari, laju fotosintesis Tidestromia oblongifolia meningkat. Setelah 10 hari, biomassa tanaman meningkat tiga kali lipat dan menumbuhkan banyak daun, tetapi ukurannya lebih kecil daripada daun yang tumbuh pada suhu lebih rendah.
Perubahan paling menonjol terjadi di dalam tanaman. Tim menemukan bahwa semak tersebut mengembangkan lebih banyak mitokondria—anggap saja sebagai baterai atau pembangkit listrik—di dalam selnya. Mitokondria ini juga lebih mobile, mampu bergerak lebih dekat ke lokasi fotosintesis.
Kloroplas Tidestromia oblongifolia juga berubah bentuk dari oval menjadi berbentuk cangkir, dan mereka menata ulang "transkriptom" mereka—seluruh rangkaian RNA yang diproduksi oleh gen dalam sel atau jaringan pada waktu tertentu. Beberapa gen aktif berfokus pada respons panas dan sistem perbaikan tanaman.
Carl Bernacchi, peneliti tanaman di Universitas Illinois di Urbana-Champaign (AS) yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa strategi untuk bertahan hidup dan tumbuh dalam suhu tinggi pada semak Tidestromia oblongifolia dapat "membantu meningkatkan ketahanan tanaman, tidak hanya untuk masa depan, tetapi juga untuk tempat-tempat di dunia yang kekurangan pangan."
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Current Biology.
Sumber: https://tuoitre.vn/phat-hien-bi-mat-cua-loai-cay-chiu-nong-den-49c-20251121141940513.htm






Komentar (0)