Militer mundur dari gedung parlemen Korea Selatan

Pasukan ditarik dari gedung parlemen Korea Selatan. (Sumber: Reuters)

Setelah pemungutan suara pada pukul 1 dini hari tanggal 4 Desember, Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Woo Won-sik mengumumkan bahwa "semua tentara telah ditarik dari gedung." Media melaporkan bahwa helikopter militer mulai meninggalkan area tersebut. Sementara itu, staf dan ajudan parlemen tetap memblokir pintu masuk ke ruang sidang.

Menurut Yonhap , resolusi untuk mencabut darurat militer disahkan oleh 190 dari 190 anggota parlemen yang hadir. 18 anggota parlemen yang mendukung Han Dong Hoon dari partai berkuasa PPP dan 172 anggota parlemen oposisi memberikan suara.

Pasukan darurat militer mundur dari gedung parlemen setelah resolusi pencabutan darurat militer disahkan. (Foto: Reuters)

"Presiden harus segera mencabut darurat militer sesuai dengan resolusi Majelis Nasional. Penetapan darurat militer ini kini batal demi hukum," kata Ketua Majelis Nasional Woo Won-sik.

Anggota Majelis Nasional sedang menunggu di ruang sidang paripurna sambil menunggu perintah resmi untuk mencabut darurat militer, Yonhap melaporkan.

Setelah pemungutan suara Majelis Nasional, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan akan mempertahankan darurat militer hingga Presiden Yoon memerintahkan pencabutannya, lapor media pemerintah. Kantor kepresidenan belum menanggapi keputusan Majelis Nasional tersebut.

Sebelumnya, pasukan darurat militer memasuki kompleks Majelis Nasional Korea Selatan dan memasuki gedung utama. Yonhap melaporkan sejumlah besar orang mencoba menghalangi pintu masuk tentara. Tiga helikopter yang diyakini membawa tentara terbang ke kompleks tersebut sekitar pukul 23.46 pada tanggal 3 Desember.

Hanya anggota parlemen, staf Majelis Nasional, dan wartawan terakreditasi yang diizinkan masuk setelah kartu identitas mereka diperiksa. Area di luar Majelis Nasional dijaga oleh barikade militer.

Di luar gedung parlemen Korea Selatan setelah darurat militer diberlakukan oleh Presiden Yoon Suk-yeol. (Foto: Reuters)

Pada malam tanggal 3 Desember, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan darurat militer dengan alasan "melindungi negara dari ancaman eksternal dan melenyapkan kekuatan anti-negara, serta melindungi tatanan konstitusional yang bebas".

Pasal 77 Konstitusi Korea Selatan menetapkan bahwa Presiden memiliki wewenang untuk mengumumkan darurat militer sebagai tanggapan terhadap perang, bencana, atau keadaan darurat nasional.

Majelis Nasional Korea Selatan mengadakan rapat darurat untuk memblokir perintah darurat militer Presiden. Darurat militer di Korea Selatan dibagi menjadi dua kategori: darurat dan keamanan. Darurat militer yang diumumkan oleh Presiden Yoon merupakan jenis darurat, yang berlaku secara nasional mulai pukul 23.00 pada tanggal 3 Desember.

Dekrit darurat militer Presiden Yoon melarang semua kegiatan politik, termasuk pertemuan Majelis Nasional dan dewan lokal, kegiatan partai dan asosiasi politik, serta pawai dan protes yang memicu keresahan sosial.

Semua media dan kantor berita berada di bawah kendali Komando Darurat Militer, dan kebebasan berbicara dibatasi. Kekuasaan pemerintah dan pengadilan diatur berdasarkan hukum yang berlaku.

Tra Khanh (Sumber: CNN)

Sumber: https://vtcnews.vn/quan-doi-rut-khoi-toa-nha-quoc-hoi-han-quoc-ar911266.html