Pemerintah baru saja menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 24/2025 yang mengubah dan melengkapi banyak peraturan tentang sanksi administratif atas pelanggaran perlindungan hak konsumen.
Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 meningkatkan sanksi atas pelanggaran administratif terhadap perlindungan hak konsumen.
Khususnya untuk pelanggaran perlindungan informasi, Konsumen akan dikenakan denda sebesar 20 juta VND hingga 30 juta VND untuk tindakan berikut: Mengumpulkan dan menggunakan informasi konsumen tanpa persetujuan konsumen sebagaimana ditentukan; menggunakan informasi konsumen secara tidak akurat atau tidak konsisten dengan tujuan dan ruang lingkup yang diberitahukan.
Memberikan informasi kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dapat mengakibatkan denda hingga 40 juta VND.
Denda sebesar 30-40 juta VND dikenakan terhadap perbuatan yang tidak memiliki langkah-langkah untuk menjamin keselamatan dan keamanan informasi konsumen pada saat pengumpulan, penyimpanan, penggunaan, atau tidak memiliki langkah-langkah untuk mencegah pelanggaran keselamatan dan keamanan informasi konsumen sebagaimana ditentukan.
Jika informasi konsumen dialihkan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan konsumen sebagaimana ditentukan, denda sebesar 30-40 juta VND akan dikenakan. Sanksi ini jauh lebih tinggi daripada Peraturan 98 tentang sanksi administratif, di mana pelanggaran perlindungan informasi konsumen hanya dikenakan denda sebesar 10-20 juta VND.
Peraturan 24 juga dengan jelas menyatakan bahwa denda dua kali lipat dari denda di atas jika informasi yang relevan data pribadi Sensitivitas konsumen. Denda akan meningkat empat kali lipat jika pelanggaran dilakukan oleh organisasi yang mendirikan dan mengoperasikan platform digital besar.
Terkait transaksi di dunia maya, Perpres Nomor 24 juga mengatur denda sebesar 50-70 juta VND bagi badan usaha yang mendirikan, mengoperasikan, dan menyediakan layanan platform digital jika terjadi pelanggaran.
Termasuk: menggunakan tindakan untuk mencegah ditampilkannya atau secara tidak jujur menampilkan umpan balik dan ulasan konsumen tentang produk, barang, layanan, organisasi, dan individu yang melakukan bisnis di platform digital, kecuali dalam kasus di mana umpan balik dan ulasan tersebut melanggar ketentuan hukum atau bertentangan dengan etika sosial.
Melecehkan konsumen melalui kontak langsung atau tidak langsung yang bertentangan dengan keinginan konsumen untuk memperkenalkan produk, barang, layanan, organisasi bisnis atau individu atau mengusulkan untuk mengadakan kontrak.
Denda berat untuk pelanggaran di dunia maya
Perbuatan yang dapat dikenakan sanksi pidana berat antara lain tidak memberikan ganti rugi, pengembalian uang, atau penukaran produk, barang, atau jasa konsumen akibat kesalahan badan usaha atau perseorangan; tidak memberikan ganti rugi, pengembalian uang, atau penukaran produk, barang, atau jasa akibat tidak dipatuhinya pendaftaran, pemberitahuan, pengumuman, pencantuman, periklanan, pengenalan, kontrak, atau komitmen.
Menukar, mencurangi Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan di bidang produk, barang, dan jasa pada saat penyerahan atau pemberian jasa kepada konsumen, menghalangi konsumen untuk memeriksa produk, barang, dan jasa, mewajibkan konsumen membeli produk, barang, dan jasa tambahan sebagai syarat mutlak dalam mengadakan perjanjian yang bertentangan dengan keinginan konsumen, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp50.000.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp70.000.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah).
Sanksi ini juga berlaku apabila suatu badan usaha membuat, mengoperasikan, atau menyediakan layanan platform digital tanpa pemberitahuan terlebih dahulu atau tanpa pengungkapan kepada publik mengenai sponsor dari seorang influencer dalam bentuk apapun untuk menggunakan gambar, saran, atau rekomendasi dari orang tersebut untuk mempromosikan perdagangan atau mendorong konsumen untuk membeli atau menggunakan produk, barang, atau jasa.
Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2025 juga menetapkan denda sebesar VND 100-200 juta bagi organisasi yang mendirikan dan mengoperasikan platform digital perantara yang tidak mengautentikasi identitas organisasi dan individu yang menjual produk, barang, dan menyediakan layanan pada platform digital perantaranya.
Sumber
Komentar (0)