Bisakah Anda memberi tahu saya bagaimana undang-undang secara khusus mengatur waktu istirahat antara dua shift? - Pembaca Minh Anh
Peraturan tentang jam kerja normal karyawan
Sesuai dengan Pasal 105 Undang-Undang Ketenagakerjaan Tahun 2019, jam kerja normal tidak boleh melebihi 08 jam sehari dan tidak melebihi 48 jam seminggu.
Pengusaha berhak mengatur jam kerja berdasarkan hari atau minggu, tetapi harus memberitahukan kepada pekerja/buruh; dalam hal jam kerja mingguan, jam kerja normal tidak boleh melebihi 10 jam dalam 01 hari dan tidak melebihi 48 jam dalam 01 minggu.
Negara mendorong para pengusaha untuk menerapkan minggu kerja 40 jam bagi karyawannya.
Pengusaha bertanggung jawab untuk memastikan bahwa jam kerja yang terpapar faktor berbahaya dan merugikan dibatasi sesuai dengan peraturan teknis nasional dan undang-undang terkait.
Peraturan terbaru tentang waktu istirahat antar 2 shift kerja
Sesuai dengan Pasal 110 Kode Ketenagakerjaan 2019, karyawan yang bekerja secara shift berhak mendapatkan setidaknya 12 jam libur sebelum pindah ke shift berikutnya.
Selain itu, sesuai ketentuan Pasal 109 Kitab Undang-Undang Hukum Ketenagakerjaan Tahun 2019, pekerja yang bekerja berdasarkan waktu kerja yang ditentukan dalam Pasal 105 Kitab Undang-Undang Hukum Ketenagakerjaan Tahun 2019 di atas yang bekerja selama 06 (enam belas) jam atau lebih dalam sehari berhak memperoleh waktu istirahat paling sedikit 30 (tiga puluh) menit secara terus-menerus, dan pekerja yang bekerja pada malam hari berhak memperoleh waktu istirahat paling sedikit 45 (empat puluh lima) menit secara terus-menerus.
Apabila karyawan bekerja shift terus-menerus selama 6 jam atau lebih, waktu istirahat dihitung sebagai jam kerja.
Selain waktu istirahat sebagaimana tersebut di atas, pengusaha wajib mengatur waktu istirahat bagi pekerja dan mencatatnya dalam peraturan ketenagakerjaan.
Khusus untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersifat khusus pada bidang dan jabatan berikut ini, Kementerian/Lembaga yang mengelola mengatur secara khusus mengenai jam kerja dan jam istirahat setelah berkoordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta wajib memenuhi ketentuan Pasal 109 Kitab Undang-Undang Hukum Ketenagakerjaan Tahun 2019 tersebut di atas:
- Transportasi jalan raya, kereta api, air dan udara;
- Bidang eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas lepas pantai; bekerja di laut;
- Bidang di bidang seni; penggunaan teknik radiasi dan nuklir;
- Bidang penerapan teknologi gelombang frekuensi tinggi; teknologi informasi, teknologi informasi;
- Bidang penelitian dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi maju;
- Bidang desain industri;
- Pekerjaan penyelam;
- Bekerja di pertambangan;
- Pekerjaan produksi musiman, pekerjaan pemrosesan sesuai pesanan;
- Pekerjaan harus tersedia 24/7;
- Pekerjaan khusus lainnya sebagaimana ditentukan oleh Pemerintah .
Beberapa pekerjaan memiliki karakteristik khusus mengenai jam kerja dan jam istirahat.
Sesuai dengan Pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2020 tentang Ketenagakerjaan, selain pekerjaan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 Undang-Undang Ketenagakerjaan Tahun 2019 di atas, pekerjaan khusus lainnya yang berkaitan dengan waktu kerja dan waktu istirahat antara lain:
- Bekerja untuk mencegah bencana alam, kebakaran dan epidemi;
- Pekerjaan di bidang pendidikan jasmani dan olahraga;
- Produksi obat-obatan, vaksin dan produk biologi;
- Operasi, pemeliharaan dan perbaikan sistem pipa distribusi gas dan pekerjaan gas.
Jam kerja dan jam istirahat bagi karyawan yang melakukan pekerjaan produksi musiman dan pekerjaan pengolahan sesuai perintah dilaksanakan sesuai petunjuk dalam Surat Edaran 18/2021/TT-BLDTBXH.
Waktu kerja dan waktu istirahat untuk pekerjaan yang bersifat khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 Kitab Undang-Undang Hukum Ketenagakerjaan Tahun 2019 dan peraturan perundang-undangan di atasnya, dilaksanakan berdasarkan petunjuk Kementerian/Lembaga terkait setelah mendapat persetujuan Kementerian Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas Perang, dan Sosial.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)