Dinas Pendidikan dan Pelatihan Hanoi baru saja menerbitkan dokumen panduan pengajaran dan pembelajaran kelas tambahan di sekolah. Secara khusus, Dinas Pendidikan dan Pelatihan meminta Dinas Pendidikan dan Pelatihan, sekolah, lembaga pendidikan umum, dan pusat pelatihan kejuruan untuk secara ketat menerapkan isi Surat Edaran No. 29 dari Dinas Pendidikan dan Pelatihan yang mengatur kelas tambahan dan kelas tambahan.

Departemen juga mewajibkan daerah dan lembaga pendidikan untuk mensosialisasikan dan menyebarluaskan peraturan tentang pembelajaran tambahan kepada kader, guru, staf, siswa, dan orang tua sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selama proses pelaksanaan, jika terdapat kesulitan atau masalah, lembaga wajib segera melaporkannya kepada Departemen melalui Dinas Pendidikan Menengah.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan telah menerbitkan Surat Edaran 29 yang mengatur kegiatan belajar mengajar tambahan, yang menyatakan kasus-kasus di mana kegiatan belajar mengajar tambahan dan kegiatan belajar mengajar tambahan tidak diperbolehkan. Khususnya, guru dan sekolah tidak diperbolehkan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tambahan bagi siswa sekolah dasar, kecuali untuk kegiatan yang berkaitan dengan pelatihan seni, olahraga , dan keterampilan hidup.

Guru yang mengajar di sekolah juga tidak diperbolehkan mengajar kelas tambahan di luar sekolah dengan meminta bayaran dari siswa yang diajarnya.

Guru di sekolah negeri tidak diperbolehkan ikut serta dalam pengelolaan dan pengoperasian pengajaran ekstrakurikuler, tetapi boleh ikut serta dalam pengajaran ekstrakurikuler.

Peraturan tentang kegiatan belajar mengajar tambahan di sekolah: Kegiatan belajar mengajar tambahan di sekolah hanya diperuntukkan bagi 3 mata pelajaran, meliputi: Siswa yang hasil belajarnya pada semester terakhir berturut-turut tidak memenuhi standar; Siswa yang dipilih oleh sekolah untuk membina siswa berprestasi; Siswa tingkat akhir yang mendaftar secara sukarela untuk mengikuti ujian masuk dan ujian kelulusan sesuai dengan rencana pendidikan sekolah.

Terkait dengan pendanaan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar tambahan, ketiga mata pelajaran tersebut menjadi tanggung jawab sekolah untuk pembinaan dan dimasukkan dalam rencana pendidikan sekolah guna mencapai tujuan pendidikan sekolah, menjamin hak seluruh peserta didik untuk memenuhi kebutuhan program dan tidak memungut biaya pendidikan dari peserta didik.

Kelas tambahan diatur berdasarkan mata pelajaran untuk setiap tingkatan; setiap kelas tidak boleh memiliki lebih dari 45 siswa; dalam seminggu, setiap mata pelajaran tambahan tidak boleh lebih dari 2 jam pelajaran (agar tidak melebihi jumlah jam pelajaran rata-rata sesuai ketentuan program pendidikan umum); jam mengajar tambahan tidak diatur bergantian dengan jadwal pelaksanaan kurikulum utama (untuk membatasi dampak negatif dari keharusan siswa mengikuti kelas tambahan); materi pelajaran tambahan tidak diajarkan terlebih dahulu dibandingkan dengan pembagian kurikulum mata pelajaran dalam rencana pendidikan sekolah...

infohocthem 102240 83631.jpg
Pandangan Kementerian Pendidikan dan Pelatihan adalah untuk bergerak menuju sekolah tanpa kelas tambahan.

Pandangan Kementerian Pendidikan dan Pelatihan adalah untuk bergerak menuju sekolah tanpa kelas tambahan.

Para pemimpin Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mengatakan bahwa pandangan Kementerian adalah untuk menjangkau sekolah-sekolah yang tidak memiliki kelas tambahan atau bimbingan belajar. Selama masa sekolah, siswa tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan tetapi juga mengembangkan kepribadian, gaya hidup, dan kemampuan memecahkan masalah secara komprehensif.
Hentikan Pengajaran Kelas Tambahan: Kepala Sekolah Pusing Mencari Solusi 'Penyelesaian Masalah'

Hentikan Pengajaran Kelas Tambahan: Kepala Sekolah Pusing Mencari Solusi 'Penyelesaian Masalah'

Tidak lagi diperbolehkan menyelenggarakan kelas tambahan massal di sekolah sesuai Surat Edaran 29, banyak sekolah yang menghitung solusi untuk membantu orang tua mengatasi kesulitan mengatur siswa di sore hari.