Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue menyampaikan pidato pembukaan pada pertemuan tersebut. (Foto: DUY LINH)
Pada pagi hari tanggal 1 April, bertempat di Gedung DPR, Panitia Tetap DPR menggelar rapat hukum khusus guna menyampaikan pendapat atas sejumlah pokok pikiran penting yang akan disampaikan kepada DPR pada Sidang ke-7 DPR Angkatan ke-15 mendatang.
Dalam pidato pembukaannya, Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue mengatakan bahwa selama dua hari kerja, Komite Tetap Majelis Nasional akan mempertimbangkan dan memberikan pendapat tentang dua kelompok isu.
Yang pertama adalah rancangan undang-undang yang diperkirakan akan diajukan kepada Majelis Nasional pada masa sidang ke-7 untuk pertimbangan awal. Dalam kelompok ini, terdapat 4 rancangan undang-undang yang akan diubah dan ditambah: Undang-Undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perdagangan Orang (diubah); Undang-Undang tentang Notaris (diubah); Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Senjata, Bahan Peledak, dan Peralatan Pendukung (diubah); Undang-Undang tentang Serikat Pekerja (diubah).
Pada sidang hukum tersebut, Komite Tetap Majelis Nasional memberikan pendapat mengenai sejumlah materi penting yang akan disampaikan kepada Majelis Nasional pada Sidang ke-7 Mei mendatang. (Foto: DUY LINH)
Selain itu, untuk pertama kalinya, Komite Tetap Majelis Nasional meninjau dan mengomentari rancangan Undang-Undang Pertahanan Udara Rakyat.
“Ini adalah undang-undang yang sepenuhnya baru untuk melembagakan pandangan dan kebijakan Partai kita tentang strategi membela Tanah Air dalam situasi baru, yang disetujui oleh Resolusi 44 pada tahun 2023 pada Konferensi Pusat ke-8,” ujar Ketua Majelis Nasional.
Menurut Ketua Majelis Nasional, rancangan undang-undang tersebut pada umumnya harus melalui proses peninjauan dan persetujuan dalam dua kali masa sidang.
Namun, terkait dengan Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Senjata, Bahan Peledak, dan Alat Pendukungnya (perubahan), Resolusi 41/2023 Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat tentang Penyesuaian Program Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah Tahun 2024 menyimpulkan: apabila rancangan undang-undang ini dipersiapkan dengan mutu yang baik dan proses pembahasan di Majelis Permusyawaratan Rakyat memperoleh konsensus yang tinggi, maka Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat mempertimbangkan untuk berkoordinasi dengan Pemerintah guna menyampaikannya kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan pada masa Sidang ke-7 bulan Mei 2024 sesuai tata tertib sidang pertama.
"Panitia Tetap Majelis Nasional juga mengusulkan, jika kita mempersiapkan dengan baik dan mencapai konsensus yang tinggi, rancangan undang-undang ini dapat segera disahkan pada masa Sidang ke-7," ujar Ketua Majelis Nasional.
Pemandangan pertemuan. (Foto: DUY LINH)
Pada kelompok masalah kedua, Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat akan memberikan pendapat terhadap rancangan Keputusan Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat tentang Jabatan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat penuh waktu di tingkat Pusat, dan Pejabat serta Pegawai Negeri Sipil yang berada di bawah wewenang Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Ketua Majelis Nasional mengatakan bahwa mulai 1 Juli 2024, reformasi kebijakan gaji akan dilaksanakan, dan inti paling mendasar dari reformasi kebijakan gaji ini adalah pembayaran gaji berdasarkan jabatan, posisi, dan jabatan pimpinan. Oleh karena itu, untuk membangun sistem skala gaji, hal pertama yang harus dilakukan adalah membangun posisi jabatan.
Dalam penugasan Komite Pengarah untuk reformasi gaji, Komite Tetap Majelis Nasional mempertimbangkan dan menerbitkan resolusi ini sebagai dasar penyusunan skala gaji. Ruang lingkup ini berlaku bagi anggota Majelis Nasional yang bekerja penuh waktu di tingkat Pusat, pejabat di bawah wewenang manajemen Komite Tetap Majelis Nasional, Kantor Majelis Nasional, Lembaga Studi Legislatif, Mahkamah Agung Rakyat, Kejaksaan Agung Rakyat, dan Badan Pemeriksa Keuangan.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menyatakan, usai sidang hukum istimewa ini, Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akan kembali menggelar sidang untuk memberikan pendapat atas sejumlah rancangan undang-undang dan keputusan lainnya yang akan disampaikan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat pada masa sidang ke-7.
Oleh karena itu, disarankan agar Sekretaris Jenderal Majelis Nasional berkoordinasi dengan Dewan Kebangsaan dan Komite-Komite Majelis Nasional untuk memperkuat koordinasi dengan instansi dan lembaga Pemerintah untuk segera menyampaikan dokumen guna menyelenggarakan pertemuan dan memberikan pendapat.
Setelah pidato pembukaan oleh Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue, Wakil Ketua Majelis Nasional Nguyen Khac Dinh memimpin diskusi tentang rancangan Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Perdagangan Manusia (diamandemen).
Sumber
Komentar (0)