Perencanaan sistem pendidikan bagi penyandang disabilitas dan pusat dukungan pembangunan inklusif untuk periode 2020-2030, dengan visi hingga 2050 (Perencanaan), yang baru-baru ini disetujui oleh Perdana Menteri, menetapkan target bahwa pada tahun 2030, setiap provinsi/kota harus memiliki setidaknya satu pusat dukungan pendidikan inklusif. Fasilitas dan peralatan pengajaran juga akan ditingkatkan secara serentak agar sesuai dengan setiap jenis disabilitas.
Hal ini dianggap sebagai langkah maju yang penting dalam memastikan anak-anak penyandang disabilitas memiliki akses terhadap pendidikan yang layak. Namun, kekurangan guru dan staf pendukung yang parah bagi anak-anak penyandang disabilitas masih menjadi tantangan besar.

Saat ini, negara ini memiliki lebih dari 3.300 guru yang mengajar di lembaga pendidikan khusus, tetapi jumlah ini masih jauh lebih rendah daripada kebutuhan aktual. Rasio guru terhadap siswa penyandang disabilitas masih rendah, sehingga menyulitkan proses pengajaran. Di saat yang sama, banyak guru belum mendapatkan pelatihan mendalam tentang metode pendidikan khusus, sehingga menyebabkan keterbatasan dalam mendukung siswa.
Menurut rencana, pada tahun 2030, sistem ini diperkirakan membutuhkan sekitar 3.300 guru dan 7.400 staf pendukung. Pada tahun 2050, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 4.900 guru dan 10.900 staf. Tanpa investasi yang kuat dalam sumber daya manusia saat ini, risiko kekurangan guru di tahun-tahun mendatang akan sangat tinggi, yang secara langsung akan memengaruhi kualitas pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas.
Dr. Ta Ngoc Tri, Wakil Direktur Departemen Pendidikan Umum, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, mengatakan bahwa perlu ada strategi pelatihan jangka panjang untuk guru dan staf pendukung. Selain itu, perlu untuk menciptakan kondisi bagi sekolah pelatihan guru untuk memiliki program pelatihan khusus, membantu guru memiliki keterampilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan aktual. Selain itu, memperluas sistem pendidikan khusus tidak hanya tentang meningkatkan jumlah sekolah tetapi juga memastikan kualitas pelatihan dan lingkungan belajar yang sesuai. Oleh karena itu, perlu untuk membangun sistem yang fleksibel untuk membantu anak-anak penyandang disabilitas mengakses pendidikan dengan cara yang paling sesuai dengan kemampuan mereka. Menurut perkiraan Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, tujuan pada tahun 2050 adalah bahwa sistem pendidikan khusus akan memiliki 12 fasilitas umum dan 148 pusat dukungan integrasi secara nasional. Ini akan membantu penyandang disabilitas tidak hanya belajar tetapi juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan berintegrasi lebih baik ke dalam masyarakat.
Menurut Dr. Ta Ngoc Tri pula, untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan akan memfokuskan diri pada sejumlah solusi seperti penyempurnaan kebijakan dan mekanisme dukungan ke arah usulan kepada Pemerintah untuk terus menerbitkan kebijakan preferensial bagi lembaga pendidikan khusus dan pusat dukungan integrasi; serta memiliki kebijakan subsidi bagi penyandang disabilitas yang berada dalam kondisi sulit.
Selain itu, staf pengajar akan dikembangkan dengan target melatih 900 guru tambahan dan 5.500 staf pendukung pada tahun 2030. Sekolah pedagogi akan memiliki program pelatihan terpisah untuk guru anak-anak penyandang disabilitas.
Sejalan dengan itu, terus meningkatkan investasi di bidang sarana dan prasarana dengan orientasi pada tahun 2030, seluruh 12 lembaga pendidikan khusus dan 94 pusat pendukungnya telah memenuhi standar sarana dan prasarana, sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajar bagi penyandang disabilitas; mendorong berdirinya lembaga pendidikan khusus swasta bagi penyandang disabilitas dan pusat-pusat pendukung swasta untuk pengembangan pendidikan inklusif.
Selain itu, tingkatkan penerapan teknologi, kembangkan alat bantu pembelajaran seperti buku audio, perangkat lunak untuk mendukung tuna netra, dan alat bantu dengar untuk membantu penyandang disabilitas mengakses pendidikan dengan cara yang paling nyaman; dorong peran serta organisasi sosial dan dunia usaha dalam membangun, mendanai, dan mendukung pendidikan bagi penyandang disabilitas...






Komentar (0)