Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan pada 7 Januari mengeluarkan ancaman terhadap Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG), sebuah kelompok yang diyakini terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap oleh Turki dan negara-negara Barat sebagai "teroris".
Anggota SDF pimpinan YPG di kota Hasakah, Suriah, pada bulan Desember 2024
Tuan Fidan memperingatkan bahwa jika YPG tidak memenuhi persyaratan Turki dan pemerintahan baru di Suriah tidak menyelesaikan masalah tersebut, Turki "akan melakukan apa yang diperlukan" yaitu "operasi militer ".
Bapak Fidan menuntut agar YPG bubar, agar para pejuang dari Turki, Irak, dan Iran segera meninggalkan Suriah, dan agar anggota YPG meletakkan senjata mereka dan bergabung dengan pasukan pemerintahan baru. "Ini demi transisi yang tanpa pertumpahan darah dan tanpa masalah," tegas Bapak Fidan.
Pasukan oposisi yang dipimpin HTS menggulingkan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam kampanye kilat pada akhir tahun 2024. Milisi yang didukung Turki di Suriah juga mulai menyerang pasukan Kurdi sekitar waktu yang sama.
Pemimpin baru Suriah Ahmed al-Sharaa, sebelumnya dikenal sebagai Abu Mohammad al-Julani, mengatakan kepada media pada akhir pekan bahwa pasukan Kurdi harus bergabung dengan tentara nasional.
Menteri Luar Negeri Turki Fidan mengatakan perundingan antara Damaskus dan YPG masih berlangsung dan perlu diberi waktu, tetapi juga memperingatkan YPG tentang kemampuan pemerintahan baru: "Pemerintah di Damaskus tidak takut perang. Mereka merebut Damaskus dengan pertempuran. Jika Anda (YPG) tidak menginginkan operasi militer di kawasan ini, baik dari kami maupun dari pemerintahan baru di Suriah, syaratnya jelas."
YPG adalah inti dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebuah koalisi yang didukung AS dan telah memainkan peran kunci dalam perang melawan Negara Islam (IS). SDF masih mengelola penjara-penjara yang menahan anggota IS di Suriah, tetapi Fidan mengatakan Turki memiliki kapasitas untuk mengambil alih jika Damaskus gagal.
Sejak 2016, Turki telah melancarkan operasi darat berturut-turut di Suriah untuk mengusir pasukan Kurdi dari perbatasannya. Menanggapi kemungkinan melanjutkan operasi meskipun ada YPG yang didukung AS, Bapak Fidan mengatakan: "Kami telah melakukannya di Afrin, Ras al-Ayn, dan Tal Abyad. Inilah yang dibutuhkan keamanan nasional kami. Kami tidak punya pilihan lain."
[iklan_2]
Source: https://thanhnien.vn/tho-nhi-ky-doa-dua-quan-danh-nguoi-kurd-tai-syria-18525010809033103.htm






Komentar (0)