Pada sore hari tanggal 11 Agustus, Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Phung Duc Tien mengatakan bahwa vaksinasi terhadap penyakit kulit berbenjol memiliki dampak tertentu pada sapi perah yang menderita diare hingga menyebabkan kematian. Hingga saat ini, 209 sapi telah mati setelah vaksinasi.
Menurut Wakil Menteri Phung Duc Tien, setelah situasi tersebut muncul, Setelah serangkaian kematian sapi perah di Lam Dong, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan telah mengarahkan badan-badan khusus dan provinsi Lam Dong untuk meninjau dan mengevaluasi kembali tindakan darurat yang telah dilaksanakan sebelumnya dan menerapkan cara penanganan yang lebih praktis dan efektif.
Oleh karena itu, solusi terpenting adalah memastikan biosekuriti bagi kawanan ternak, sekaligus mengatur klasifikasi kawanan ternak berdasarkan tingkat dan kesehatan ternak agar tersedia solusi pengobatan dan perawatan yang tepat. Selain itu, pemerintah daerah harus memastikan ketersediaan pasokan, termasuk cairan infus, suplemen, antibiotik, dan bahan kimia untuk setiap jenis ternak.
Ada aturan pengobatannya.
Wakil Menteri Tien mengatakan bahwa Provinsi Lam Dong saat ini memiliki sekitar 25.000 sapi perah, dengan produktivitas susu yang relatif baik dibandingkan dengan seluruh negeri. Jumlah sapi yang divaksinasi dengan vaksin penyakit kulit berbenjol oleh Perusahaan NAVETCO sekitar 9.000, sementara jumlah sapi yang sakit setelah vaksinasi sekitar 4.900. Dari jumlah tersebut, jumlah sapi yang dibunuh per 11 Agustus adalah 209.
Saat ini, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan serta Provinsi Lam Dong juga menginstruksikan unit-unit terkait untuk memusatkan seluruh sumber daya manusia, menugaskan tugas dan tanggung jawab khusus kepada setiap instansi dan unit profesional agar solusi dapat diterapkan secara bersamaan. Mengenai material untuk penanganan, selain dari wilayah provinsi yang tersedia, perlu dimobilisasi lebih banyak lagi dari cabang-cabang. departemen kedokteran hewan Provinsi Lam Dong memiliki tugas yang sangat spesifik untuk setiap rumah tangga.

"Hingga saat ini, badan profesional di Provinsi Lam Dong telah memiliki rejimen pengobatan yang sesuai. Setelah menerapkan rejimen pengobatan baru, terdapat perubahan positif awal. Hal ini segera berkontribusi dalam mencegah dan menangkal epidemi diare, serta mempertahankan populasi sapi perah di Lam Dong," ujar Bapak Tien.
Menilai dampak vaksinasi penyakit kulit benjol pada sapi yang menyebabkan diare hingga kematian, Wakil Menteri Tien mengatakan bahwa setelah bekerja dengan unit dan daerah, ia menegaskan bahwa vaksinasi penyakit kulit berbenjol-benjol Ada dampak tertentu, karena dari 9.000 yang divaksinasi, 4.900 terkena dampak.
Menurut Bapak Tien, vaksin penyakit kulit berbenjol sudah banyak disuntikkan pada sapi di berbagai daerah dan utamanya pada sapi kuning, kemungkinan karena sapi kuning mempunyai daya tahan tubuh yang lebih baik sehingga kekebalan tubuhnya sangat baik, sedangkan sapi perah ada yang bermasalah setelah disuntik.
Namun, untuk dapat menyimpulkan penyebab pastinya, kita harus menunggu hingga hasil pengurutan gen tersedia sebelum kesimpulan akhir dapat dibuat.
"Saat ini, proses penentuan penyebab sedang dilaksanakan secara paralel dengan rejimen penanganan berdasarkan situasi aktual. Setelah mendapatkan hasil spesifik, jika rejimen saat ini belum sesuai, akan terus dilakukan penyesuaian. Analisis dan penilaian penyebab harus sangat objektif dan tanggung jawab para pihak terkait dalam penanganannya harus jelas. Bagaimana caranya agar petani merasa aman dan memiliki rasa tanggung jawab yang sama," ujar Wakil Menteri Phung Duc Tien.
Kepala Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan menambahkan bahwa kasus-kasus sapi mati akan diidentifikasi untuk mendapatkan dukungan. Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan akan menangani masalah ini secara menyeluruh setelah penyebabnya diklarifikasi.
Sumber
Komentar (0)