Merek mewah Dior diduga menjual tas dengan harga 50 kali lipat dari harga aslinya

Ini adalah investigasi besar di Italia terhadap perusahaan mode besar yang bekerja dengan subkontraktor dengan kondisi kerja yang buruk.

Pengadilan Milan telah memerintahkan perusahaan Manufactures Dior SRL—yang dimiliki oleh Christian Dior Italia SRL—untuk ditutup setelah jaksa penuntut menuduh perusahaan tersebut sebagian besar mempekerjakan imigran ilegal dari Tiongkok dan Filipina, lapor Reuters. Ini merupakan keputusan ketiga pengadilan Milan tahun ini untuk mengawasi perusahaan-perusahaan mode besar terkait pelanggaran ketenagakerjaan.

Dior Bikin Heboh, Diduga Jual Produk 50 Kali Lipat dari Harga Asli

Menurut sumber tersebut, para pekerja terpaksa tidur di pabrik karena pabrik beroperasi 24 jam sehari, tanpa hari libur. Peralatan keselamatan juga dilepas dari mesin-mesin untuk mempercepat produksi.

Para subkontraktor, yang berhasil menghemat biaya produksi, menjual setiap tas kepada Dior seharga 53 euro (sekitar 1,4 juta VND). Tas-tas ini kemudian dijual di toko-toko Dior seharga 2.600 euro (hampir 70 juta VND). Investigasi ini berdampak signifikan terhadap merek ternama seperti Dior.

Segera setelah informasi itu tersebar, kontroversi pun meledak di kalangan masyarakat daring. Banyak yang dengan kasar berkata: "Barang bermerek hanyalah sebuah merek", "Barang bermerek hanya menjual nilai merek, bukan nilai sebenarnya dari produk tersebut..."

Tenaga kerja ilegal bukanlah masalah baru bagi industri mode. Sebelumnya, merek Giorgio Armani juga diselidiki oleh pengadilan Milan atas masalah serupa di pabrik-pabriknya.

Peristiwa ini juga mencerminkan masalah besar dalam industri mode global, di mana banyak merek mencoba memangkas biaya produksi dengan menggunakan tenaga kerja murah ilegal, yang mengakibatkan rusaknya reputasi dan daya saing mereka di pasar internasional.

Sumber: https://congthuong.vn/thuong-hieu-xa-xi-dior-vuong-nghi-van-ban-gap-50-lan-gia-tri-that-cua-nhung-chiec-tui-327021.html