Sekretaris Jenderal To Lam mengatakan bahwa kemampuan kepemimpinan, visi jangka panjang, kemampuan beradaptasi, prioritas strategis dan inovasi pemerintah dan administrasi merupakan kriteria untuk mengevaluasi kinerja dan hasil aparatur.
Berbicara pada rapat kelompok yang membahas tiga hal: Rancangan Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan (perubahan); Rancangan Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan Daerah (perubahan); Rancangan Resolusi Majelis Nasional yang mengatur penanganan sejumlah isu terkait reorganisasi aparatur negara pada pagi hari tanggal 13 Februari, Sekretaris Jenderal To Lam mengatakan bahwa upaya penyederhanaan aparatur telah disepakati dan didukung oleh rakyat, lembaga-lembaga, dan Majelis Nasional, serta telah dilaksanakan dengan sangat cepat dan sangat baik. Ini merupakan kebijakan yang tepat dan telah lama dinantikan oleh rakyat.
"Penyederhanaan aparatur negara untuk penghematan anggaran atau alasan ekonomi merupakan salah satu bagiannya, namun yang terpenting dan lebih utama adalah efisiensi, efektivitas, dan efektivitas aparatur negara dalam rangka membangun negara," tegas Sekjen.
Harus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat
Agar negara bisa maju, Menurut Sekjen, harus ada pertumbuhan, ini tugas yang sangat penting, karena ketika ada pertumbuhan, kehidupan rakyat harus ditingkatkan, memenuhi kebutuhan rakyat yang terus meningkat di semua bidang dari masyarakat hingga kesehatan, pendidikan, budaya...
"Kita tidak bisa mengatakan angka pertumbuhan tinggi tanpa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Jika demikian, ke mana arah pertumbuhannya? Oleh karena itu, kedua hal ini harus selalu dipastikan dan terus-menerus dihubungkan," tegas Sekretaris Jenderal, seraya menambahkan bahwa beliau ingin memberikan perhatian pada penyederhanaan aparatur demi efektivitas dan efisiensi.
Dengan demikian, efisiensi dan efektivitas haruslah sesuai dengan fungsi dan tugas, tepat fungsi dan tugas, serta tepat guna dan berdaya guna dalam penyelenggaraan negara.
Poin selanjutnya yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal adalah perlunya suatu sistem peraturan perundang-undangan. Agar berjalan dengan baik, model organisasi dan sistem peraturan perundang-undangan tersebut harus dijalankan oleh seluruh lapisan masyarakat, dan aparaturnya tidak dapat dibiarkan berjalan sendiri-sendiri. Selain itu, perlu dipikirkan bagaimana mengatur staf untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan meningkatkan implementasi peraturan perundang-undangan tersebut.
Menekankan bahwa ini adalah "kesempatan emas" untuk merampingkan aparatur organisasi, Sekretaris Jenderal mengatakan bahwa kemampuan kepemimpinan, visi jangka panjang, kemampuan beradaptasi, prioritas strategis, dan inovasi administrasi dan Pemerintah merupakan kriteria untuk mengevaluasi kinerja dan hasil aparatur.
"Setiap tahapan dan setiap arah membutuhkan perangkat untuk implementasinya. Kami bertekad untuk mengembangkan ekonomi pasar yang berorientasi sosialis, sehingga perangkat dan kebijakan hukum harus memastikan tujuan tersebut," tegas Sekretaris Jenderal.
Sekretaris Jenderal To Lam menekankan bahwa aparatur negara harus mengabdi pada pembangunan masyarakat dan harus memobilisasi rakyat serta pelaku usaha untuk berpartisipasi aktif dalam membangun dan mengembangkan negara. Aparatur ini harus meningkatkan kualitas layanan kepada rakyat untuk mendorong partisipasi seluruh masyarakat dalam proses peningkatan efisiensi aparatur administrasi dan pemantapan demokrasi. Sebab, jika kekuatan rakyat tidak dapat dimobilisasi, hal itu akan sangat sulit.
Harus tegas, teguh pendirian
Terkait rancangan Resolusi Majelis Nasional tentang regulasi penanganan sejumlah isu terkait reorganisasi aparatur negara, Ketua Majelis Nasional, Tran Thanh Man, sepakat bahwa Pemerintah, Ketua Mahkamah Agung Rakyat, dan Kepala Kejaksaan Agung Rakyat harus mempertimbangkan penerbitan dokumen atau mengesahkan penerbitan dokumen untuk menyelesaikan isu-isu yang timbul dalam reorganisasi aparatur negara di bawah kewenangan Majelis Nasional, serta secara berkala melaporkannya kepada Komite Tetap Majelis Nasional dan Majelis Nasional. Hal ini merupakan poin baru dalam rancangan Resolusi.
Menurut Ketua Majelis Nasional, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam proses reorganisasi aparatur. Terkait undang-undang saja, terdapat lebih dari 300 undang-undang terkait, lebih dari 5.000 dokumen terkait keputusan dan surat edaran, yang tidak dapat diselesaikan hanya dalam sidang luar biasa 6,5 hari ini dan harus terus diimplementasikan. Oleh karena itu, perlu ada mekanisme yang memungkinkan Pemerintah, Ketua Mahkamah Agung, dan Ketua Jaksa Agung untuk mempertimbangkan penerbitan dokumen atau mengesahkan penerbitan dokumen guna menyelesaikan permasalahan yang timbul sehingga mulai 1 Maret, aparatur negara dapat beroperasi.
"Revolusi penyederhanaan aparatur agar kuat, berdaya guna, efektif, dan efisien telah mendapat respons yang sangat baik dari rakyat, kader, dan anggota partai. Kita telah menata aparatur agar ramping namun tetap kuat. Untuk menjadi kuat, kita membutuhkan rakyat. Kita harus memilih orang-orang yang elit, orang-orang yang berbakat, orang-orang yang memiliki kapasitas dan kualitas yang memadai untuk mengabdi kepada negara dan rakyat," ujar Ketua Majelis Nasional.
Menekankan bahwa amandemen Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan, Undang-Undang tentang Organisasi Pemerintahan Daerah, dan penerbitan Resolusi Majelis Nasional tentang penanganan sejumlah permasalahan yang timbul pascareorganisasi aparatur harus mengikuti kebijakan Partai, ketentuan Konstitusi, dan hukum secara saksama untuk menjamin persyaratan kualitas, serta menciptakan landasan hukum bagi aparatur untuk beroperasi, Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man sekali lagi menyatakan bahwa "kita harus tegas, teguh, dan bertekad, tetapi kita juga harus bertekad untuk berbuat lebih banyak demi menghasilkan produk bagi negara."
Delegasi Tran Thi Hong Thanh (delegasi Ninh Binh) menyatakan persetujuannya terhadap dokumen yang diserahkan serta draf isinya. Menurut delegasi, dokumen peraturan Pemerintah menjamin legalitas ketika mengubah struktur organisasi, dan dokumen hukum terkait harus direvisi secara serempak agar dapat berfungsi sebagai dasar hukum implementasi.
"Resolusi Pemerintah yang disampaikan kepada Majelis Nasional merupakan inisiatif yang sangat efektif dan tepat. Kita perlu menerapkannya dalam konteks saat ini ketika mengorganisir dan mengatur, serta memastikan landasan hukumnya agar setelah pengaturan tersebut, semua lembaga dan organisasi negara dapat beroperasi dengan lancar dan cepat, serta memenuhi tuntutan era baru," ujar delegasi Tran Thi Hong Thanh.
Sumber
Komentar (0)