Presiden Indonesia Joko Widodo dan warisan luar biasa dari satu dekade kekuasaannya

10 tahun masa jabatan Presiden Indonesia Joko Widodo telah meninggalkan banyak jejak kebijakan praktis bagi rakyat dan meningkatkan posisi internasional negara Asia Tenggara ini.

Presiden Indonesia Joko Widodo. (Sumber: Harian Jakarta)

Sejak menjabat sebagai Presiden Indonesia pada bulan Oktober 2014, Joko Widodo telah meningkatkan standar hidup dan meningkatkan kedudukan internasional negara ini melalui pertumbuhan ekonomi dan kebijakan strategis.

Seiring mendekatnya peralihan kekuasaan kepada penerusnya, Prabowo Subianto, Indonesia perlu memastikan untuk lebih memanfaatkan ASEAN guna memajukan kepentingan nasionalnya dan membangun perannya sebagai pemimpin yang sedang berkembang di negara-negara berkembang.

Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan status internasional

Setelah 10 tahun berkuasa, Joko Widodo telah mengubah Indonesia menjadi negara yang menikmati pertumbuhan ekonomi yang sehat dan reputasi internasional yang lebih baik. Tak dapat disangkal bahwa kebijakan pemerintahan Jokowi telah meningkatkan taraf hidup jutaan rakyat Indonesia dan memperkuat pengaruh internasional negara ini.

Secara khusus, Bapak Joko Widodo telah memimpin transisi Indonesia menuju bidang ekonomi baru dengan prioritas untuk keluar dari perangkap pendapatan menengah, mengatasi tantangan kemiskinan ekstrem, dan menegaskan peran Jakarta yang lebih besar dalam urusan internasional sebagai pembela kepentingan negara-negara berkembang.

Sebuah pencapaian penting selama masa jabatan kedua Bapak Widodo sebagai Presiden adalah Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 pada tahun 2022, suatu masa yang sangat sulit ketika dunia sedang menghadapi banyak konflik dan ketidakstabilan.

Selain itu, warisan Bapak Widodo juga terletak pada kerja keras orang-orang kepercayaannya, terutama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang "berkuasa besi" dan sangat cakap, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Infrastruktur Basuki Hadimuljono.

Akan tetapi, perlu juga diakui dampak yang timbul dari warisan keuangan akibat pengeluaran infrastruktur yang besar atau tantangan reformasi kelembagaan yang belum terselesaikan yang ditinggalkan Presiden Widodo untuk penggantinya.

KTT G20 yang diketuai Indonesia pada November 2022. (Sumber: Reuters)

Memperkuat peran di ASEAN

Lingkungan intelektual Indonesia yang relatif terbuka, meskipun terdapat tekanan pada banyak aspek demokrasi lainnya, merupakan sumber daya bagi seluruh kawasan.

ASEAN berada di titik kritis, menghadapi kebutuhan untuk meningkatkan kelembagaan dan agenda kebijakannya guna memperkuat perannya sebagai poros kerja sama multilateral di Asia Timur. Partisipasi Indonesia dalam upaya ini sangat penting bagi keberhasilannya.

Mengambil peran kepemimpinan di ASEAN merupakan kesempatan penting bagi Indonesia untuk menegaskan kedudukan internasionalnya.

Sementara itu, kawasan Asia Tenggara tentu akan membutuhkan keterlibatan Indonesia dalam tahun-tahun mendatang untuk mendukung upaya reformasi apa pun yang menempatkan ASEAN di jalur yang benar, dan stabilitas fundamental politik Indonesia merupakan keuntungan dalam hal ini.

Bagi ASEAN, hal positif secara politik di bawah Presiden Widodo adalah stabilitas yang kuat yang dapat dimobilisasi oleh kepemimpinan kebijakan luar negeri Indonesia, baik di dalam maupun di luar pemerintahan, untuk membangun konsensus bahwa Asosiasi tersebut merupakan platform penting dari mana Indonesia dapat memanfaatkan kepentingan nasionalnya dan menerapkan kemampuannya sebagai pemimpin dunia berkembang dan non-blok.

Sumber: https://baoquocte.vn/tong-thong-indonesia-joko-widodo-va-nhung-di-san-noi-bat-trong-mot-thap-ky-cam-quyen-285970.html