
Hal itu hanya diam-diam memunculkan sebuah pertanyaan, yang tampaknya sederhana tetapi menyentuh inti: "Bagaimana pertanian Vietnam bisa memiliki hak untuk menang, bukan hanya berharap untuk mendapat kesempatan menang?".
Ini bukan lagi masalah satu bisnis saja, tetapi masalah seluruh bangsa.
Menang bukan tentang keberuntungan
Penulis buku, Dang Huynh Uc My, seorang pengusaha muda di industri tebu dan kelapa Vietnam, memilih jalan yang berbeda: tidak hanya berbisnis tetapi menciptakan ekosistem.
Uc My memandang pertanian bukan melalui mata pembeli dan penjual, tetapi melalui mata petani - berinvestasi, merawat, mengumpulkan, dan menciptakan nilai.
"Pintu kemenangan" yang dibicarakan penulis bukanlah celah pendek untuk masuk ke pasar, tetapi pintu pemikiran yang terbuka saat kita memahami lebih dalam tentang tanah, tanaman, manusia, dan keadilan dalam setiap nilai yang diciptakan.
Saat membaca buku ini, saya tiba-tiba teringat ladang Dong Thap Muoi, Delta Mekong, tempat para petani masih bekerja keras di bawah terik matahari dan hujan, menjual beras per kilogram tanpa pernah memikirkan "pangsa pasar", "rantai nilai", "ESG", "Net Zero"... Kemenangan para petani ini, mungkin, bukan terletak pada seberapa besar produktivitasnya, melainkan pada suara yang mereka miliki dalam rantai nilai - suara yang didengar dan dihormati.
Buku ini menceritakan perjalanan AgriS dan Betrimex, dua bisnis Vietnam yang berani memilih jalan yang panjang dan sulit: dari tebu dan kelapa - produk yang tampaknya biasa - untuk menciptakan merek internasional.
Di sana kita melihat citra pertanian yang percaya diri, transparan, dan berpengetahuan. Bukan hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga mengekspor kepercayaan. Bukan hanya meraih sertifikasi ESG untuk memenuhi persyaratan, tetapi menjadikan ESG sebagai alasan bisnis untuk bertahan.
Tiba-tiba saya melihat semangat yang dibutuhkan pertanian Vietnam: semangat berkreasi, terhubung, dan berbagi. Ketika para pelaku bisnis memandang petani sebagai mitra, ketika para petani tidak hanya menjual produk pertanian tetapi juga menjual nilai keberlanjutan, saat itulah kita berada di jalur yang tepat.
Keberlanjutan adalah sebuah tanggung jawab
Kesan paling mendalam dari buku ini adalah kegigihan mereka yang mencari "cara nyata untuk menang": Mereka tidak mencari jalan pintas. Mereka tidak mencari keuntungan instan. Mereka memilih untuk bergerak perlahan tapi pasti, selangkah demi selangkah menginventarisasi emisi, menguji agronomi presisi, membangun model pertanian, lalu mengembangkannya.
Yang berharga adalah mereka sabar terhadap waktu dan menghormati alam. Karena alam, seperti manusia, tidak bisa dipaksa tumbuh dalam semalam. Itulah filosofi yang selalu saya yakini: "Mengembangkan pertanian berkelanjutan bukanlah tentang melakukannya dengan cepat, tetapi melakukannya dalam jangka panjang dan mendalam." Saat itulah para pengusaha berbicara dalam bahasa petani, dan petani memahami bahasa pasar.
Bertahun-tahun mendampingi dan berteman dengan para petani telah menyadari bahwa: kita memiliki banyak "petani yang baik" tetapi sedikit "penjual yang baik". Buku Right to Win menunjukkan satu hal: untuk menang di pasar global, seseorang harus memahami bahasa negara dan bahasa pelanggan.
Dari situlah penulis membentuk model "3C": AgriC - produksi cerdas, ekonomis, tepat; ProC - pengolahan mendalam, sirkulasi; ComC - perdagangan global dan merek.
Mungkin terdengar hambar, tetapi di baliknya tersimpan filosofi humanis: menghargai setiap nilai terkecil dalam rantai pertanian. Setetes air kelapa, sehelai serat, sekantung ampas tebu, semuanya bisa menjadi berharga jika dikelola secara cerdas dan dengan keyakinan berkelanjutan.
Pertanian Vietnam sedang mengalami transformasi yang pesat, dari "kuantitas" menjadi "kualitas", dari "mentah" menjadi "halus", dari "bergantung" menjadi "mandiri". Buku Uc My tidak hanya menyarankan cara-cara berkarya, tetapi yang lebih penting, membangkitkan kembali kepercayaan diri.
Keyakinan bahwa pertanian Vietnam cukup berani untuk memasuki permainan global, bahwa setiap petani dan setiap bisnis dapat menemukan cara mereka sendiri untuk menang jika mereka tahu bagaimana mengatur ulang pemikiran mereka, melakukan nilai-nilai yang benar dan terus-menerus belajar.
Buka pintu dengan kunci pengetahuan
Setelah membaca Right to Win, saya teringat pada sebuah gambar: benih tebu, kelapa, dan butiran padi semuanya tunduk di hadapan ibu pertiwi untuk menjadi produk yang disebut "Produk di Vietnam".
Membungkuk—bukan untuk tunduk, melainkan untuk bersyukur. Bersyukur atas tanah, rakyat, dan nilai-nilai sejati. Jika ada satu pesan yang disampaikan buku ini kepada kita, mungkin itu adalah: "Pintu menuju kemenangan bukanlah tujuan. Pintu menuju kemenangan adalah perjalanan, tempat kita belajar menghargai nilai-nilai, mempertahankan keyakinan, dan berani mencapai akhir dengan apa yang kita yakini benar."
Dan mungkin ketika pertanian Vietnam menemukan "pintu menuju kemenangan", kita juga akan menemukan "hati" kita lagi, di mana setiap orang Vietnam, setiap bisnis Vietnam, setiap petani Vietnam merasa bangga ketika menyebutkan apa yang mereka tanam di tanah ini.
Sumber: https://tuoitre.vn/triet-ly-song-cua-nong-nghiep-viet-cua-thang-khong-nam-o-van-may-20251011091901266.htm
Komentar (0)