![]() |
Menjelang pertandingan krusial tersebut, Indonesia menerima banyak kritik dari media Tiongkok. Surat kabar berpendapat bahwa meskipun penggunaan skuad yang sebagian besar terdiri dari pemain naturalisasi mungkin memberi mereka keuntungan di lapangan, hal itu juga dapat menghambat motivasi pemain domestik, terutama karena penggunaan pemain dari Eropa kurang memiliki identitas dan kebanggaan nasional.
Kritikan itu begitu keras sehingga presiden Federasi Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir, harus angkat bicara. Ia menyinggung fakta bahwa tim nasional Tiongkok juga menggunakan banyak pemain naturalisasi, bukan hanya Indonesia. Ia bahkan menunjukkan bahwa pemain seperti Elkeson, Serginho, dan Fernandinho, yang sebelumnya dipanggil oleh Federasi Sepak Bola Tiongkok, tidak memiliki hubungan darah dengan pemain lokal.
Pak Thohir berpendapat bahwa inilah yang membuat Indonesia berbeda karena mereka hanya menaturalisasi pemain dengan keturunan Indonesia, yang diwarisi dari kakek-nenek dan orang tua mereka. "Banyak tim lain selalu ingin merusak prestise tim nasional Indonesia. Mereka juga menaturalisasi pemain, tetapi pemain mereka bahkan tidak memiliki darah Indonesia," katanya.
![]() |
Pemain naturalisasi Indonesia saat ini bermain di Eropa. |
"Sedangkan kami, kami jelas hanya menaturalisasi pemain yang memiliki garis keturunan kami. Itu sesuatu yang harus kami banggakan. Jika tim lain berbicara tentang Indonesia, biarkan mereka berbicara. Merekalah yang seharusnya malu. Mengapa? Mereka menaturalisasi pemain yang tidak memiliki garis keturunan mereka," tegas Erick Thohir.
Tidak hanya media Tiongkok, tetapi Bahrain juga pernah mengejek rencana naturalisasi Indonesia. Pelatih Bahrain, Talajic, pernah berkata: "Indonesia memiliki populasi lebih dari 300 juta jiwa tetapi menggunakan tim yang penuh dengan pemain Belanda."
Secara total, 23 pemain Indonesia telah dinaturalisasi selama empat tahun terakhir. Rencana ini dimulai dengan Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Shaye Pattynama, dan kasus terbaru adalah Ole Romeny, yang dijadwalkan pada awal tahun 2025.
Tidak hanya di tim putra, Federasi Sepak Bola Indonesia juga mulai aktif melakukan naturalisasi pemain putri. Baru-baru ini, PSSI telah memberi wewenang kepada pemerintah untuk memberikan kewarganegaraan kepada empat pemain keturunan Belanda untuk berpartisipasi dalam Kejuaraan Wanita Asia Tenggara musim panas ini.
Sumber: https://tienphong.vn/truoc-dai-chien-trung-quoc-va-indonesia-tranh-cai-gay-gat-ve-van-de-nhap-tich-post1747236.tpo













Komentar (0)