Selama pelajaran Ilmu Komputer kelas 7A tentang "Jaringan Sosial dan Beberapa Saluran Pertukaran Informasi," guru Nguyen Thi Phuong Thao menekankan potensi bahaya berteman dengan orang asing atau memposting informasi pribadi di media sosial. Melalui format tanya jawab terbuka, beliau membantu siswa mengidentifikasi risiko dan mempelajari cara menanggapinya di media sosial, sekaligus membimbing mereka tentang cara memanfaatkan sumber informasi resmi secara efektif.
Nguyen Truong Nhat Dang, seorang siswa kelas 7A, berbagi: "Saya tidak akan berteman atau berbicara dengan orang asing; saya tidak akan memposting jadwal saya di media sosial."

Dalam beberapa tahun terakhir, alih-alih hanya mengajarkan keterampilan teknis, Sekolah Menengah Nguyen Du telah mengembangkan program terpadu yang mencakup konten seperti pendidikan etika digital, keamanan informasi, keterampilan manajemen waktu daring, metode pengolahan informasi daring, dan membangun citra pribadi yang bertanggung jawab. Pelajaran teori diselingi dengan diskusi, kegiatan di lapangan, proyek kelompok, dan konsultasi langsung dari para ahli.
Program ini dibagi menjadi tiga pilar utama: pengetahuan dasar tentang lingkungan digital, keterampilan pencegahan risiko, dan keterampilan aplikasi digital dalam pembelajaran dan kreativitas.
Secara spesifik, siswa kelas enam diperkenalkan dengan lingkungan daring dan prinsip-prinsip berbagi informasi; siswa kelas tujuh berfokus pada mengidentifikasi berita palsu, mengelola citra pribadi, dan menangani perundungan daring; dan siswa kelas delapan dan sembilan mempelajari lebih dalam tentang keamanan akun, keterampilan belajar daring, dan menciptakan konten digital yang bertanggung jawab.
Dalam pelajaran tentang mengidentifikasi informasi yang salah, guru membimbing siswa dalam memverifikasi sumber, membandingkan berbagai sumber, menggunakan alat penelitian, dan mendiskusikan motivasi di balik pembuatan berita palsu serta konsekuensi dari penyebaran informasi yang tidak terverifikasi. Latihan mengharuskan siswa untuk mempresentasikan hasil verifikasi berita "terkini" hari itu dan menjelaskan metode verifikasi mereka.

Di Sekolah Menengah Nguyen Du, metode pembelajaran berbasis pengalaman sering diterapkan: simulasi situasi, proyek kelompok, dan diskusi kritis. Selain kelas reguler, sekolah juga menyelenggarakan klub teknologi, kompetisi pembuatan konten digital yang aman, dan kegiatan ekstrakurikuler dengan partisipasi orang tua untuk meningkatkan kolaborasi antara sekolah dan keluarga.
Proyek-proyek kecil seperti membuat vlog tentang keamanan daring, mendesain poster promosi, atau mementaskan sandiwara tentang konsekuensi perundungan siber, semuanya menarik partisipasi antusias dari para siswa.

Untuk memastikan kualitas pengajaran, sekolah berfokus pada pelatihan guru dalam keterampilan teknologi, metode pedagogis, dan psikologi remaja untuk menangani situasi sensitif. Banyak guru mengatakan bahwa belajar dari para ahli dan dari siswa sendiri, terutama mereka yang memiliki keterampilan teknologi yang baik, membantu mereka lebih memahami pendekatan baru dalam mengajarkan keterampilan digital.
Berkat pendidikan keterampilan digital, siswa di Sekolah Menengah Nguyen Du telah belajar cara mengatur pengaturan privasi di media sosial, memahami konsekuensi dari berbagi gambar sensitif, dan lebih sadar untuk memverifikasi informasi sebelum membagikannya. Beberapa kelas bahkan mengalami penurunan signifikan dalam konflik dan kesalahpahaman yang disebabkan oleh penyebaran informasi yang tidak akurat.
Para orang tua juga menghargai program ini karena memberikan panduan tentang cara memantau aktivitas daring anak-anak mereka sambil tetap menghormati privasi mereka.
Ibu Le Thi Hau, seorang orang tua dari siswa kelas 7, berbagi: "Ketika anak saya tahu cara mengatur kata sandi yang aman dan cara menangani komentar yang tidak pantas, keluarga merasa lebih tenang."
Para siswa yang mengikuti kelas keterampilan digital juga menilai program ini praktis dan bermanfaat. Ta Phuong Thao, seorang siswa kelas 7A, berbagi: "Saya telah belajar bagaimana membedakan berbagai sumber informasi, membatasi waktu yang dihabiskan untuk menjelajahi internet secara tidak perlu, dan memanfaatkan internet untuk belajar."
Mengingat pesatnya perkembangan teknologi digital, sekolah menyadari bahwa risiko baru akan terus muncul, sehingga guru perlu memperbarui pengetahuan mereka secara berkala. Selain itu, koordinasi antara sekolah dan keluarga dalam mengelola dan membimbing penggunaan internet siswa masih belum konsisten, karena banyak orang tua kekurangan waktu atau keterampilan untuk mendukung penggunaan internet anak-anak mereka.
Untuk mengatasi hal ini, pihak administrasi sekolah berencana untuk berkolaborasi dengan organisasi yang berspesialisasi dalam bidang teknologi untuk menerapkan program tentang keamanan siber, etika AI, dan manajemen identitas digital, sekaligus mengintensifkan kampanye kesadaran bagi orang tua melalui grup Zalo di kelas dan pertemuan tematik.
Fakta bahwa Sekolah Menengah Nguyen Du menerapkan pelatihan keterampilan hidup digital bagi siswanya merupakan bukti inovasi pendidikan, yang berkontribusi dalam membangun fondasi bagi generasi muda untuk menggunakan internet dengan aman, efektif, dan bertanggung jawab.
Sumber: https://baolaocai.vn/truong-thcs-nguyen-du-phuong-yen-bai-day-ky-nang-song-so-cho-hoc-sinh-post885211.html






Komentar (0)