Lahir dari keluarga miskin Jrai di Desa Doch 1, Kecamatan Ia Ly (Provinsi Gia Lai ), pendapatan mereka bergantung pada sebidang sawah dan upah orang tua mereka yang pas-pasan. Masa kecil kedua bersaudara, A Da dan A Dinh (lahir tahun 2007), diwarnai dengan berbagai kesulitan dan kekurangan. Memahami situasi sulit ini, Da dan Dinh terus berjuang untuk melanjutkan pendidikan dengan harapan dapat keluar dari kemiskinan dan meraih masa depan yang lebih cerah.

Di daerah pedesaan yang penuh kesulitan ini, kebanyakan anak muda setelah putus sekolah sering memilih bekerja sebagai buruh pabrik di provinsi-provinsi selatan atau tinggal di rumah untuk bekerja di pertanian guna mendapatkan penghasilan guna membantu keluarga mereka. Namun, setelah lulus SMA, si kembar menjadi sukarelawan untuk bergabung dengan tentara, yang mengejutkan dan menyentuh hati banyak orang di desa.
Menanggapi keputusan ini, A Dinh berkata: “Sejak kecil, saya telah mendambakan cita-cita menjadi Polisi Rakyat. Citra polisi di film dan di dunia nyata, dengan sikap mereka yang agung dan berani, yang selalu hadir di titik-titik rawan, telah meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. Keberanian, kecerdasan, dan keberanian mereka dalam menghadapi penjahat semakin mendorong saya untuk mewujudkan cita-cita saya mengenakan seragam kepolisian.”
A Dinh mengakui bahwa ia masih muda, pemikirannya masih dangkal, dan tindakannya belum matang. Bergabung dengan kepolisian akan menjadi kesempatan berharga baginya untuk melatih tekad, gaya, dan disiplinnya. "Saya berharap dapat segera mengenakan seragam militer untuk berkontribusi dalam menjaga perdamaian rakyat," kata Dinh.
Bagi A Dinh, menjalani pelatihan di lingkungan disiplin ketat pasukan Keamanan Publik Rakyat bukan saja suatu kehormatan, tetapi juga pengalaman berharga yang memberikan kontribusi dalam menciptakan landasan yang kokoh, membantunya untuk lebih percaya diri dalam jenjang kariernya di masa depan.

Berbeda dengan adiknya, kesediaan A Da untuk bergabung dengan Dinas Keamanan Publik Rakyat diiringi rasa sesal dan penyesalan. Da bercerita: "Waktu kelas 12, karena salah pilih kelompok ujian, saya tidak bisa mendaftar ujian Keamanan Publik. Kesalahan itu membuat saya khawatir selamanya, jadi saya memutuskan untuk bergabung dengan tentara demi mengejar impian saya."
Bagi anak Jrai ini, mengenakan seragam militer hijau merupakan sumber kebanggaan yang luar biasa. "Saya akan berjuang, berlatih, tidak takut kesulitan, tidak takut kesulitan, agar saya dapat bertahan lama di pasukan Keamanan Publik Rakyat," ungkap A Da.
Keputusan dua bersaudara A Da dan A Dinh untuk menjadi sukarelawan didasari oleh dorongan semangat dari ayah mereka, Bapak Hyum (43 tahun). Sebagai anggota pasukan keamanan akar rumput, beliau memahami makna sakral dari bergabung dengan militer lebih dari siapa pun.
"Sebagai warga negara dewasa, kalian harus terlebih dahulu memenuhi kewajiban kalian kepada Tanah Air, dan baru setelah itu kalian akan mempertimbangkan untuk mengurus diri sendiri dan keluarga. Mulai sekarang, kedua anak kalian akan jauh dari rumah, tanpa dukungan, tetapi saya masih sehat dan dapat mengurus diri sendiri. Saya hanya berharap anak-anak saya dapat bertumbuh, berlatih, menaati disiplin unit dengan ketat, dan menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik," tegas Bapak Hyum.

Menurut Bapak Ro Cham Tam, Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Ia Ly, kondisi keluarga A Da dan A Dinh memang sulit. Rumah mereka berjarak sekitar 20 km dari sekolah, tetapi keduanya tetap berusaha keras untuk belajar dan lulus SMA. Keputusan pemerintah dan masyarakat setempat untuk mengabdikan masa muda mereka kepada negara sangat menyentuh hati.
"Biasanya, setelah lulus sekolah, anak-anak muda di sini bekerja di perusahaan atau tinggal di rumah untuk bertani. Dulu, di komune Ia Kreng, menjadi sukarelawan untuk bergabung dengan tentara seperti A Da dan A Dinh sangat jarang. Ini adalah tindakan terpuji yang perlu ditiru dan disebarluaskan untuk mendorong dan meningkatkan semangat anak-anak muda di komune untuk mengikutinya," ujar Bapak Tam.

Sumber: https://vietnamnet.vn/tu-ly-do-khong-the-dang-ky-nganh-cong-an-anh-em-song-sinh-tinh-nguyen-nhap-ngu-2444464.html
Komentar (0)