
Dengan tema “Sinema Vietnam - Perjalanan Cahaya”, Pekan Sinema Vietnam di Paris dianggap sebagai inisiatif strategis dan kegiatan diplomasi budaya yang penting untuk mempromosikan citra negara dan masyarakat Vietnam sebagai negara yang dinamis dan manusiawi kepada masyarakat Prancis dan internasional.
Dengan usaha keras dan aspirasi sinema Vietnam untuk integrasi yang mendalam setelah setengah abad pembangunan, sejak pengumuman program, Pekan Sinema Vietnam di Paris tidak hanya menarik perhatian banyak orang Vietnam di Prancis, tetapi juga teman-teman asing yang mencintai negara, budaya, dan layar lebar Vietnam.

Dalam pidato pembukaannya, Duta Besar Vietnam untuk Prancis Dinh Toan Thang menekankan bahwa kerja sama budaya dan pertukaran antarmasyarakat merupakan prioritas utama dalam kerangka Kemitraan Strategis Komprehensif antara Vietnam dan Prancis.
Menurut Duta Besar, sinema merupakan salah satu alat paling efektif untuk mempererat hubungan pertukaran kedua negara, karena gambar dan cerita merupakan kunci saling pengertian. Oleh karena itu, setiap pemutaran akan menjadi jendela untuk melihat setiap momen kehidupan di Vietnam yang diceritakan melalui bahasa sinema, sebuah perjalanan yang penuh dengan pengalaman mendalam tentang budaya dan sejarah Vietnam.

Perhelatan Vietnam Cinema Week di Paris menjadi lebih bermakna karena dilaksanakan di tahun yang diwarnai berbagai peristiwa penting di negara ini, seperti peringatan 80 tahun Hari Nasional 2 September, peringatan 50 tahun pembebasan wilayah Selatan dan penyatuan kembali negara, serta peringatan 130 tahun lahirnya sinema dunia .
Banyak film akan diputar bekerja sama dengan mitra Prancis, seperti Pusat Sinema Nasional Prancis, atau sebagai produksi bersama dengan perusahaan Prancis, yang menunjukkan kerja sama budaya bilateral yang efektif antara kedua negara.

Seri film mendatang ini beragam tema, kaya akan narasi, dan beragam gaya. Melalui 17 film, mulai dari klasik hingga kontemporer, penonton dapat memilih film favorit mereka dengan topik-topik yang kaya seperti masa perang untuk melindungi negara, masa pemulihan perdamaian , psikologi sosial, atau gaya hidup anak muda.
Lebih jauh lagi, bioskop legendaris Le Grand Rex, yang juga merupakan auditorium terbesar di Eropa, berjanji menghadirkan pengalaman sinematik yang tak terlupakan bagi publik selama pekan acara pertukaran budaya ini.

Berbicara kepada wartawan Surat Kabar Nhan Dan, Profesor Dr. Nguyen Duc Khuong, Ketua Asosiasi Ilmuwan dan Pakar Vietnam Global (AVSE Global) menegaskan: "Perjalanan Cahaya" bukan sekadar kegiatan budaya biasa, melainkan jembatan yang menghubungkan emosi, pengetahuan, dan kebanggaan nasional.
Film-film ini akan dengan jelas menggambarkan Vietnam yang modern, dinamis, manusiawi, dan inspiratif, di mana masa lalu dan masa kini berpadu untuk membangun masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan. Oleh karena itu, melalui perfilman negara ini, Vietnam ingin berintegrasi secara internasional tidak hanya dalam industri film tetapi juga memperkuat kerja sama di bidang ekonomi, sosial, dan teknologi.
Bapak Nguyen Duc Khuong juga menyampaikan harapannya bahwa proyek ini akan menyebarkan semangatnya ke bidang budaya dan seni lainnya seperti teater, kuliner, mode, dan lukisan.

Hadir dalam konferensi pers daring dari Hanoi, Dr. Ngo Phuong Lan, Presiden Asosiasi Promosi dan Pengembangan Film Vietnam (VFDA), mengatakan bahwa tema minggu ini "Perjalanan Cahaya" memiliki makna yang mendalam dan berlapis-lapis.
Inilah perjalanan sinema Vietnam dari masa perang membela Tanah Air, melalui masa pascaperang membangun kembali tanah air, proses renovasi, hingga periode modern Vietnam "menjangkau laut", dengan jelas menunjukkan tekad yang gigih, keinginan untuk perdamaian, serta pemikiran dan keinginan manusiawi rakyat Vietnam dalam kehidupan sehari-hari yang diungkapkan dalam setiap bingkai.

Dr. Ngo Phuong Lan mengatakan bahwa 17 karya tersebut mencakup 50 tahun kiprah sinema Vietnam, dari tahun 1975 hingga 2025. Banyak di antaranya telah memenangkan penghargaan di festival film internasional bergengsi seperti Cannes, Berlin, Busan, dan Nantes.
Judul-judul film yang luar biasa sudah tidak asing lagi bagi banyak generasi penonton Vietnam seperti “The Wild Fields”, “When Will October Come”, “Retired Generals”, “Bi, Don’t Be Afraid!”, “Coolies Never Cry” dan “Glorious Ashes”.

Khususnya, dua film yang dipilih untuk upacara pembukaan dan penutupan dianggap sebagai "film laris" terbaru dari sinema Vietnam dan baru saja dirilis baru-baru ini, termasuk "Red Rain" dan "Fight to the Death in the Sky".
Menurut Dr. Ngo Phuong Lan, Pekan Sinema Vietnam di Paris bukan sekadar program pengenalan, tetapi juga kesempatan bagi industri film Vietnam untuk menjalin koneksi dan kerja sama baru, guna menciptakan film-film khas seperti "Dien Bien Phu", "Dong Duong", "Nguoi Tinh"...

Sutradara Prancis Flavien Dupont (gambar di atas) mengatakan sinema Vietnam sangat menarik dengan banyak cara menyampaikan pandangan dunia dan emosi yang berbeda dari pengalamannya bekerja dengan sinema Korea atau Tiongkok.
Sutradara Flavien Dupont juga menegaskan bahwa kekuatan sinema terletak pada kemampuannya untuk memperkenalkan suatu budaya atau sudut pandang kepada mereka yang belum mengenalnya melalui gambar, suara, dan emosi.

Vietnam Cinema Week di Paris menjanjikan perjalanan penemuan yang lengkap, kaya dan multidimensi tentang negara, masyarakat, dan seni sinema Vietnam.
Acara ini juga dengan jelas menunjukkan semangat penguatan ikatan budaya dan kemitraan strategis antara kedua negara. Kesuksesan Pekan Sinema Vietnam di Paris dapat membuka prospek baru bagi sinema Vietnam dalam perjalanannya ke negara-negara lain di Eropa dan di seluruh dunia.
Sumber: https://nhandan.vn/tuan-le-hanh-trinh-anh-sang-se-lan-toa-dien-anh-viet-nam-tai-paris-post923223.html






Komentar (0)