Terowongan kereta api Severomuysky (Foto: Pravda).
Reuters mengutip sumber anonim dari Ukraina pada tanggal 30 November yang mengatakan bahwa pasukan Dinas Keamanan Ukraina (SBU) meledakkan empat alat peledak saat kereta barang melewati terowongan Severomuysky di wilayah Buryatia, di jalur kereta api penting antara Rusia dan Cina.
Serangan itu terjadi pada malam 29 November, menyebabkan kereta api terbakar, tetapi saat ini belum ada informasi mengenai kerusakan. Sumber mengatakan bahwa Rusia juga menggunakan jalur kereta api ini untuk keperluan militer .
Dinas Investigasi Rusia mengatakan sebuah kereta bahan bakar terbakar di terowongan kereta api, tetapi tidak ada korban jiwa.
Menurut Kereta Api Rusia, kereta berhenti ketika asap terdeteksi keluar dari tangki bahan bakar.
Pihak berwenang Rusia sedang menyelidiki penyebab insiden tersebut. Jika memang operasi tersebut dilakukan oleh pasukan keamanan Ukraina, hal itu akan menunjukkan kemampuan mereka untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia. Jalur kereta api tersebut berjarak sekitar 4.000 km dari perbatasan Ukraina.
Sebelumnya, kemampuan serangan jarak jauh Ukraina relatif terbatas dan bergantung pada bantuan Barat.
Grafik: Matahari
Dalam perkembangan terkait lainnya, Reuters melaporkan bahwa AS telah menunda pengiriman gelombang pertama roket berpemandu jarak jauh (GLSDB) ke Ukraina hingga tahun 2024.
GLSDB memiliki jangkauan sekitar 160 km. Boeing dijadwalkan menyelesaikan produksi dan mengirimkan roket ini kepada militer AS pada akhir Desember, tetapi AS masih membutuhkan beberapa bulan pengujian lagi sebelum menyerahkannya kepada Ukraina.
Ini akan memungkinkan militer Ukraina untuk menyerang target pada jarak dua kali lipat dari rudal yang saat ini ditembakkan dari Sistem Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang dipasok AS dan memaksa Rusia untuk memindahkan pasokan lebih jauh dari garis depan.
Amerika Serikat dan sekutunya telah mulai memasok senjata jarak jauh ke Ukraina, tetapi dengan beberapa pembatasan. Hal ini karena Barat khawatir Kiev dapat menggunakan senjata tersebut untuk menyerang jauh ke wilayah Rusia, yang dapat menimbulkan risiko konflik langsung antara Rusia dan NATO.
Moskow telah memperingatkan bahwa rudal jarak jauh apa pun yang dipasok oleh Barat ke Ukraina akan menyebabkan meningkatnya ketegangan dalam konflik Ukraina.
Pada akhir Oktober, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov meminta negara-negara Barat untuk segera menghentikan bantuan ke Ukraina dan memulai negosiasi berdasarkan situasi sebenarnya.
"Saya menegaskan kembali posisi konsisten Rusia bahwa negara-negara perlu segera menghentikan bantuan kepada Ukraina dan memulai negosiasi berdasarkan situasi nyata. Kepentingan inti Rusia telah dinyatakan sejak awal operasi militer khusus," tegas Lavrov.
Ia juga mencatat bahwa transfer rudal jarak jauh ATACMS oleh Washington ke Kiev adalah upaya yang sia-sia dan hanya memperpanjang penderitaan rakyat Ukraina.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)