Ukraina mengklaim telah menembak jatuh enam rudal hipersonik Kinzhal Rusia yang menyerang Kiev, pada hari sekelompok pemimpin Afrika mengunjungi ibu kota tersebut.
Layanan Darurat Ukraina (SES) menyatakan bahwa Rusia melancarkan serangan udara di Kiev pada 16 Juni, menghancurkan tiga rumah dan merusak 13 bangunan. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan di ibu kota Kiev, tetapi serangan tersebut melukai enam orang di wilayah lain di Oblast Kiev.
Angkatan Udara Ukraina menyatakan telah menembak jatuh enam rudal hipersonik Kinzhal, enam rudal jelajah, dan dua drone yang digunakan Rusia. SES menyatakan pecahan rudal Rusia jatuh setelah dicegat oleh sistem pertahanan udara.
Orang-orang berlindung di stasiun metro saat terjadi serangan udara pada 16 Juni di Kiev. Foto: AFP
Serangan itu terjadi ketika para pemimpin Afrika tiba di Kiev untuk membahas solusi damai bagi konflik Rusia-Ukraina. Sirene serangan udara terdengar di seluruh Kiev saat delegasi Afrika tiba di kota itu.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebutnya serangan rudal Rusia terbesar di Kiev dalam beberapa minggu. "Rudal Rusia mengirimkan pesan ke Afrika bahwa mereka menginginkan perang, bukan perdamaian," cuit Kuleba.
Rusia belum menanggapi tuduhan Ukraina tetapi berulang kali menegaskan bahwa serangannya hanya menargetkan militer , bukan sipil.
Presiden enam negara Afrika, termasuk Zambia, Senegal, Republik Kongo, Uganda, Mesir, dan Afrika Selatan, membentuk delegasi pada bulan Mei untuk mencari solusi damai bagi Ukraina. Presiden Komoro, yang memegang jabatan ketua Uni Afrika (AU), kemudian mengumumkan bahwa ia akan bergabung dengan delegasi tersebut. Setelah tiba di Ukraina, delegasi tersebut dijadwalkan mengunjungi Rusia pada 17 Juni.
Jet tempur MiG-31K yang membawa rudal Kinzhal terbang di atas Lapangan Merah di Moskow pada Mei 2018. Foto: Kremlin .
Ukraina juga mengumumkan pada bulan Mei bahwa mereka telah menembak jatuh enam rudal hipersonik Kinzhal yang digunakan Rusia dalam serangannya di Kiev. Namun, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa jumlah rudal Kinzhal yang diluncurkan ke Kiev jauh lebih sedikit daripada enam yang diklaim Ukraina.
Menteri Shoigu juga mengatakan bahwa pasukan Ukraina "sering membuat kesalahan" tentang jenis rudal yang dikerahkan Rusia. "Itulah sebabnya mereka tidak mencegat target," ujarnya pada 16 Mei.
Rudal hipersonik adalah senjata dengan kecepatan minimum 5 kali lebih cepat daripada kecepatan suara, setara dengan lebih dari 6.200 km/jam. Berkat lintasan terbang yang kompleks dan kecepatan yang sangat tinggi, senjata hipersonik memiliki daya mematikan yang lebih tinggi dan sangat sulit dicegat dengan perisai pertahanan yang ada saat ini. Rudal hipersonik Kinzhal adalah salah satu dari 6 senjata super yang diumumkan oleh Presiden Rusia Putin pada tahun 2018.
Ngoc Anh (Menurut CNN/AFP )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)