Bebaskan dirimu, hindari rutinitas
Berbagi cerita dari para penulis muda dalam diskusi tersebut sebagian mencerminkan keberagaman dan kekayaan sastra masa kini. Penulis muda Tran Van Thien mengatakan bahwa meskipun sastra Vietnam telah mencatat banyak prestasi, masih kurang terobosan untuk menciptakan "ide-ide baru". Khususnya, peran para penulis muda semakin penting, terutama dalam membebaskan diri dari rutinitas kreatif, bersedia menerima karya-karya yang berkaitan dengan sastra dunia , sekaligus mempertahankan identitas nasional.

Merenungkan pengaruh para pendahulunya, penulis muda Le Thi Ngoc Tram berbagi: “Hutan sastra setelah tahun 1975 dengan pohon-pohon raksasanya meletakkan fondasi bagi gaya penulisan baru… Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan penulis muda seperti pohon-pohon muda yang mulai menyerap nutrisi dari tanah, memandang kehidupan dengan mata hijau, menyambut matahari dan angin untuk menyebarkan cabang-cabangnya.” Tram juga menekankan bahwa para penulis muda perlu mengatasi rasa takut dibayangi oleh penulis veteran, menemukan suara tulisan mereka sendiri, dari pengalaman nyata dan kejujuran dalam pikiran mereka.
Perspektif dari generasi 9X penulis perempuan Tay, Phung Thi Huong Ly, juga menunjukkan tiga "hambatan" utama bagi para penulis muda: topik yang repetitif, keterbatasan akses, dan tekanan untuk "mempertahankan identitas nasional" yang membatasi bahasa. Huong Ly mengusulkan perluasan ruang akademik, penyelenggaraan kamp menulis, seminar, dan kelompok riset untuk memupuk suara para penulis muda dari etnis minoritas, membantu mereka mendekati topik baru, dan merefleksikan perubahan hidup.
Penulis Le Vu Truong Giang mengakui bahwa sastra muda saat ini merupakan gambaran yang penuh warna, di mana suara-suara baru dan aspirasi kreatif terus bergema, mencerminkan perubahan besar dalam masyarakat. Menurut penulis Le Quang Trang, sastra Vietnam belum dikenal dunia sebagai karya yang layak, dan generasi penulis muda perlu "memperbarui, memperkuat, dan berubah agar sastra Vietnam dapat melangkah ke dunia dengan suara dan identitas Vietnamnya sendiri". Sebagai penulis muda dari wilayah Delta Mekong, Le Quang Trang mengusulkan kebijakan nasional untuk menggabungkan sastra dengan sinema, pariwisata , teater, seni visual, dan menciptakan peluang bagi para penulis muda melalui dana kreatif, kamp menulis, dan forum internasional.
Apakah AI merupakan hambatan?
Selain isu kreativitas, pertanyaan "Apakah AI menjadi hambatan bagi penulis muda?" juga menjadi topik hangat. Banyak penulis muda memandang AI sebagai alat pendukung sekaligus tantangan yang mendorong mereka untuk menegaskan identitas kreatif mereka.
Penulis Le Quang Trang menyatakan: “Menulis adalah perjalanan kreatif yang berkelanjutan, dan penyalahgunaan AI dapat mengikis energi kreatif. AI hanyalah alat sintesis data, ia tidak dapat menciptakan kedalaman, yang terbentuk dari pengalaman, refleksi, dan emosi pribadi penulis. Kreasi murni tetap harus dilakukan oleh manusia, memuaskan diri sendiri terlebih dahulu, baru kemudian memuaskan pembaca.” Penulis asal Delta Mekong ini juga menekankan bahwa dalam karya-karya panjang, yang berfokus pada identitas pribadi, AI hampir mustahil untuk diintervensi karena kurangnya intuisi dan kedalaman emosi.
Cao Viet Quynh, penulis kelahiran 2008, yang termuda dalam diskusi tersebut, berkomentar: “AI kini dapat menyunting gambar dan menciptakan video dengan begitu jelas sehingga mata telanjang sulit membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Namun, kreativitas sejati membutuhkan jiwa, intuisi, dan kehidupan batin—elemen-elemen yang tak pernah dapat dicapai oleh teknologi. Sastra hanya dapat hidup jika ditulis dengan refleksi dan pengalaman masing-masing orang.”
Dalam diskusi tersebut, para penulis muda menyoroti berbagai kesulitan yang dihadapi: terbatasnya karya, berkurangnya penghargaan, menurunnya minat baca, dan dominasi penerbitan hiburan komersial, yang menyulitkan suara-suara baru untuk menjangkau publik. Namun, penting bagi para penulis muda untuk menyadari perlunya membebaskan diri dari bayang-bayang generasi sebelumnya, menemukan jati diri, dan jujur dalam pengalaman mereka. Memperluas arena kreativitas, mempromosikan penerjemahan, menggalang dana dukungan, kamp menulis, dan proyek adaptasi dianggap sebagai solusi praktis yang membantu karya menjangkau khalayak yang lebih luas dan membawa sastra Vietnam ke dunia.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/van-hoc-tre-viet-nam-tieng-noi-rieng-trong-ky-nguyen-ai-post824212.html






Komentar (0)