Mulut tidak memiliki fungsi yang sama dengan hidung, sehingga tidak dapat menyaring racun di udara atau melembabkan saluran pernapasan, sehingga paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.
Sebuah studi tahun 2017 tentang perbedaan antara bernapas melalui hidung dan mulut saat berolahraga menemukan bahwa tubuh mendapatkan lebih banyak manfaat saat bernapas melalui hidung. Khususnya, bernapas melalui hidung selama latihan anaerobik mengurangi kemampuan untuk bernapas dengan cepat, meningkatkan kinerja, dan aktivitas otak. Di sisi lain, bernapas melalui mulut kurang bermanfaat bagi tubuh dan dapat berdampak negatif pada kemampuan berpikir seseorang.
Hal ini disebabkan mulut tidak memiliki fungsi yang sama dengan hidung, seperti mengatur suhu, menyaring racun dari udara, dan melembapkan saluran pernapasan. Pernapasan melalui mulut mengurangi aktivitas otot-otot pernapasan, seperti diafragma, yang kurang fleksibel, sehingga paru-paru menyerap lebih sedikit oksigen.
Selain itu, bernapas melalui mulut dapat mengeringkan gusi dan jaringan di sekitarnya, sehingga memengaruhi bakteri alami di mulut, yang menyebabkan penyakit gusi atau kerusakan gigi. Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi, dan asma dapat diperparah jika sering bernapas melalui mulut. Dalam jangka panjang, bernapas melalui mulut juga dapat menyebabkan perubahan fisik pada anak-anak, misalnya, wajah yang lebih panjang, mata yang lebih rendah, bintik hitam di bawah mata, lubang hidung yang lebih sempit, gigitan yang lebih terbuka...
Bernapas lewat mulut saat tidur dapat diatasi dengan meninggikan bantal dan berlatih bernapas lewat hidung. Foto: Somnifix
Oleh karena itu, bernapas melalui mulut tidak disarankan dan hanya boleh dilakukan selama olahraga intensitas tinggi. Jika seseorang tidak dapat bernapas normal melalui hidung, mereka perlu diperiksa dan diobati.
Pernapasan mulut dapat dicegah. Bagi orang dewasa, beberapa langkah untuk mencegah pernapasan mulut antara lain meningkatkan latihan menghirup dan mengembuskan napas melalui hidung, serta membersihkan hidung dan tenggorokan. Saat Anda menyadari bahwa Anda bernapas melalui mulut, tutup mulut dan bernapaslah melalui hidung, lalu gunakan bantal besar untuk menopang kepala saat tidur. Keluarga harus meningkatkan kebersihan rumah untuk menghindari alergen, dan memasang filter udara jika perlu.
Jika Anda sering mengalami hidung tersumbat akibat alergi atau infeksi pernapasan, ada beberapa solusi cepat yang bisa Anda pertimbangkan, seperti menggunakan semprotan hidung saat perjalanan jauh atau tidur telentang dengan kepala lebih tinggi. Jika Anda stres atau cemas, Anda bisa berlatih yoga atau meditasi untuk mengurangi napas tersengal-sengal.
Pada anak-anak, pernapasan mulut sulit dicegah. Namun, keluarga dapat membantu anak-anak mereka mengurangi pernapasan mulut dengan memantau dan mengobati penyakit yang menyebabkan hidung tersumbat. Saat tidur, keluarga harus mengamati apakah anak-anak mereka mendengkur atau bernapas melalui mulut saat tidur untuk memeriksa kesehatan mereka dan melakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan penyebabnya.
Chili (Menurut WebMD, Healthline, Medical News Today )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)