Vietnam telah membuat kemajuan yang mengesankan dalam pembangunan ekonomi dan pengurangan kemiskinan.

Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak atas Pembangunan Surya Deva secara eksklusif berbagi dengan Surat Kabar TG&VN tentang perjalanan kerjanya baru-baru ini ke Vietnam, negara pertama yang dikunjunginya setelah ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak atas Pembangunan, Surya Deva, mengunjungi dan bekerja di Komite untuk Etnis Minoritas pada 7 November. (Sumber: Komite untuk Etnis Minoritas)

Mengapa Anda memilih mengunjungi Vietnam sebagai pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang hak atas pembangunan?

Pelapor Khusus PBB mempertimbangkan sejumlah faktor dalam memutuskan negara mana yang akan dikunjungi selama dua kunjungan resmi mereka setiap tahun. Saya memilih Vietnam dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, karena kunjungan ke Vietnam akan memberikan kesempatan untuk menilai kemajuan dalam mewujudkan hak atas pembangunan dan tantangan yang sedang dihadapi dalam memastikan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak atas Pembangunan Surya Deva. (Foto: TT)

Apa kesan Anda tentang kunjungan Anda ke Vietnam?

Vietnam telah mencapai kemajuan yang mengesankan dalam pembangunan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan. Vietnam juga telah mengambil sejumlah langkah untuk mendorong kesetaraan gender dan memasukkan hak-hak ketenagakerjaan atau ketentuan keberlanjutan ke dalam perjanjian perdagangan.

Namun, Pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi partisipasi aktif dan bermakna warga negara dalam pengambilan keputusan di semua tingkatan. Selain itu, upaya yang lebih besar diperlukan untuk memastikan bahwa kelompok yang kurang beruntung atau rentan seperti etnis minoritas dan penyandang disabilitas tidak tertinggal dalam mencapai semua tujuan pembangunan berkelanjutan.

Diketahui bahwa Anda sangat tertarik dengan peran bisnis dalam menjamin hak asasi manusia. Selama kunjungan ini, Anda berkesempatan untuk bekerja sama dengan perwakilan komunitas bisnis dan mengunjungi berbagai bisnis di berbagai sektor. Bisakah Anda berbagi pengamatan dan rekomendasi Anda dengan mereka?

Dunia usaha memiliki peran penting dalam mewujudkan hak atas pembangunan. Saya berkesempatan mengunjungi dan bertemu dengan perwakilan sejumlah perusahaan yang beroperasi di berbagai sektor. Yang menarik bagi saya adalah perusahaan-perusahaan yang saya kunjungi mengintegrasikan teknologi dan inovasi terkini ke dalam operasional mereka, meningkatkan kesejahteraan karyawan, mendukung transisi ke energi terbarukan, atau mendukung proyek-proyek komunitas.

Namun, perwakilan perusahaan perlu lebih proaktif dalam memenuhi standar internasional mengenai perilaku bisnis yang bertanggung jawab serta kebijakan dan prosedur untuk mengatasi pelecehan seksual di tempat kerja.

Selain itu, penting bagi Pemerintah untuk memberikan insentif lebih lanjut kepada perusahaan agar mematuhi praktik bisnis yang bertanggung jawab. Kamar Dagang dan Industri Vietnam harus meningkatkan kesadaran akan standar internasional dan membangun kapasitas bagi usaha kecil dan menengah.

Bagaimana Anda menilai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di Vietnam? Menurut Anda, apa saja contoh baik di Vietnam terkait isu ini dan tantangan apa saja yang perlu diatasi?

Vietnam telah mencapai kemajuan dalam memastikan partisipasi perempuan yang setara dalam badan-badan pengambil keputusan di berbagai tingkat pemerintahan dan administrasi publik. Misalnya, 30,26% kursi di Majelis Nasional dipegang oleh perempuan dan tiga dari 18 menteri di pemerintahan pusat adalah perempuan.

Perlu juga dicatat bahwa Undang-Undang Ketenagakerjaan Vietnam tahun 2019 melarang dan memberikan sanksi atas pelecehan seksual di tempat kerja, dan Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) mengambil pendekatan berbasis hak asasi manusia terhadap KDRT.

Berdasarkan langkah-langkah ini, Pemerintah juga harus meratifikasi Konvensi ILO No. 190 tentang Kekerasan dan Pelecehan, serta mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi ketidakseimbangan rasio jenis kelamin saat lahir dan disparitas usia pensiun antara laki-laki dan perempuan. Pemerintah juga harus mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kurangnya representasi perempuan penyandang disabilitas dan etnis minoritas di semua tingkat pemerintahan.

Ia mengatakan Vietnam perlu melakukan upaya lebih besar untuk memastikan bahwa kelompok yang kurang beruntung atau rentan seperti etnis minoritas dan penyandang disabilitas tidak tertinggal dalam pelaksanaan semua tujuan pembangunan berkelanjutan. (Foto: Nguyen Hong)

Vietnam adalah salah satu negara yang paling terdampak perubahan iklim. Apa rekomendasi Anda dari kunjungan Anda ke Vietnam, terutama kunjungan lokal?

Vietnam sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, termasuk naiknya permukaan air laut, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi plastik laut. Perubahan iklim dan polusi lingkungan menimbulkan risiko terbesar bagi masyarakat miskin, etnis minoritas, dan lainnya di daerah terpencil dan dataran rendah, penyandang disabilitas, anak-anak, dan perempuan. Masyarakat yang tinggal di Delta Mekong menghadapi degradasi lahan akibat pertanian, banjir musim yang tak terduga, kekeringan, meningkatnya intrusi air asin ke sawah, dan penumpukan garam di lahan-lahan di sekitarnya.

Saya telah menyaksikan langsung erosi pantai di Kelurahan Bao Thuan, Provinsi Ben Tre, akibat naiknya permukaan air laut. Pemerintah perlu melakukan penilaian dampak lingkungan (atau sosial) yang ketat sebelum menyetujui proyek pembangunan baru dan memastikan partisipasi publik yang bermakna dalam proses tersebut.

Bagaimana perasaan Anda tentang keindahan Vietnam dan masyarakatnya?

Kami disambut dengan hangat oleh para pemimpin Pemerintah di semua tingkatan. Kami juga merasa bahwa setiap orang memiliki kecenderungan untuk melindungi dan menjaga kebersihan lingkungan dan negara mereka. Sayangnya, saya tidak punya banyak waktu untuk menjelajahi pemandangan indah Vietnam.

Terima kasih!

Bapak Surya Deva (kewarganegaraan India) memulai masa jabatannya sebagai Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang hak atas pembangunan untuk masa jabatan tiga tahun sejak 1 Mei 2023.

Saat ini beliau adalah Profesor di Macquarie Law School dan Direktur Pusat Hukum Lingkungan di Macquarie University, Australia. Minat penelitiannya meliputi bisnis dan hak asasi manusia, hukum tata negara perbandingan, hukum hak asasi manusia internasional, pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, dan kesetaraan gender. Beliau telah memberikan nasihat hukum kepada badan-badan PBB, pemerintah, lembaga-lembaga hak asasi manusia nasional, perusahaan multinasional, serikat pekerja, dan LSM terkait isu-isu bisnis dan hak asasi manusia.

Sumber: https://baoquocte.vn/viet-nam-dat-duoc-tien-bo-an-tuong-trong-viec-phat-trien-kinh-te-va-giam-ngheo-251602.html