Pekerjaan darurat semalam untuk memperbaiki tanah longsor di Jalan Raya Nasional 16 setelah badai No. 5
Dampak Badai No. 5 menyebabkan banyak tanah longsor di Jalan Raya Nasional 16, yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas lokal. Menghadapi situasi ini, Badan Pengelola Pemeliharaan Jalan Nghe An (Dinas Konstruksi Nghe An) memerintahkan unit-unit manajemen lalu lintas untuk memobilisasi mesin dan sumber daya manusia guna segera meratakan jalan guna memastikan keselamatan lalu lintas.
Báo Nghệ An•27/08/2025
Jalan Raya Nasional 16 menghubungkan Jalan Raya Nasional 48 dengan Jalan Raya Nasional 7, memainkan peran penting dalam sirkulasi barang dan mendukung bantuan bencana. Setelah badai No. 5, Jalan Raya Nasional 16 kembali terkikis cukup parah, menyebabkan kemacetan lokal. Dalam foto: Jalan Raya Nasional 16 Km 385+750 melewati komune Huoi Tu, lumpur saat ini menutupi permukaan jalan. Foto: PV Mesin dan pekerja segera membersihkan lumpur dan bebatuan di jalur tersebut agar kendaraan dapat melintas. Foto: PV Bapak Nguyen Huu Khai, teknisi dari Perusahaan Saham Gabungan Trung Tin (unit manajemen lalu lintas), mengatakan bahwa setelah badai No. 5, ruas Jalan Raya Nasional 16 yang dikelola unit tersebut terkikis di 4 titik. Saat ini, unit tersebut sedang mengerahkan 5 ekskavator untuk segera menangani dan membersihkan lumpur dan tanah. Foto: PV Di Jalan Raya 16, km 323 + 390, lumpur dan tanah telah meluap ke jalan, dan alat berat sedang aktif meratakannya. Foto: PV Petugas teknis mengukur volume longsor. Foto: PV Longsor besar di Jalan Raya 16 sedang diratakan dengan alat berat. Foto: PV Lumpur meluap dan mengubur jalan di Jalan Raya Nasional 16 di sebuah lokasi di komune My Ly. Foto: PV Unit manajemen lalu lintas bekerja semalaman untuk meratakan lokasi longsor di komune My Ly. Foto: PV Bapak Hoang Quoc Truong, Direktur Badan Pengelola Jalan Nghe An , mengatakan bahwa dampak badai No. 5 baru-baru ini menyebabkan Jalan Raya Nasional 16 kembali terkikis di 13 titik. Segera setelah badai mereda, unit tersebut memerintahkan satuan lalu lintas untuk segera memperbaiki masalah tersebut. Hingga 26 Agustus, 11 titik telah ditangani, dan saat ini 2 titik longsor di Km248-Km406 sedang dalam tahap konstruksi. Diharapkan pada akhir 27 Agustus, seluruh jalur akan dapat dilalui lalu lintas dalam satu jalur. Bapak Truong juga menekankan bahwa karena karakteristik daerah pegunungan dengan curah hujan yang tinggi, risiko terulangnya longsor cukup tinggi, sehingga unit pengelola harus menyiagakan alat berat untuk segera menangani setiap insiden yang terjadi. Foto: PV
Komentar (0)