Dokter memeriksa kesehatan pasien. Ilustrasi foto |
Jika alatnya rusak, pertanyaannya adalah bagaimana mungkin ada ratusan operasi yang tercatat? Hal ini menimbulkan dua masalah penting. Pertama, keselamatan teknis dan pasien. Jika alat tersebut tidak berfungsi tetapi catatan medis masih menunjukkan penggunaannya, artinya pasien mungkin telah diresepkan metode yang salah, melewatkan kesempatan untuk intervensi tepat waktu, atau harus menjalani prosedur yang tidak perlu.
Kedua, dari perspektif etika dan hukum, tindakan pemalsuan catatan pembayaran dari dana asuransi kesehatan , jika terbukti disengaja, bukan lagi kesalahan profesional, melainkan tindakan mencari untung, bahkan berpotensi melanggar hukum. Hal ini menimbulkan kemarahan masyarakat, karena berkaitan langsung dengan keadilan dan keselamatan dalam perawatan kesehatan masyarakat.
Di fasilitas medis mana pun, tanggung jawab utama berada di tangan pimpinan. Mesinnya sudah rusak selama hampir dua tahun, ratusan catatan prosedur masih ditandatangani, disetujui, dan dibayar. Jika Anda mengatakan "tidak tahu", itu manajemen yang lemah, jika Anda "tahu tapi biarkan saja", itu toleransi. Kementerian Kesehatan telah menginstruksikan, polisi sedang menyelidiki, tetapi masyarakat membutuhkan lebih dari sekadar "pengakuan tanggung jawab", yaitu kesimpulan dari inspeksi dan tindakan disiplin publik.
Insiden ini juga mengungkap celah-celah besar dalam sistem kesehatan masyarakat. Celah-celah ini meliputi manajemen peralatan yang lemah, kurangnya catatan operasional dan pemantauan berkala; kurangnya verifikasi silang dalam proses konsultasi dan persetujuan prosedur; dan mekanisme pembayaran asuransi yang mudah dieksploitasi ketika "meningkatkan" layanan untuk mendapatkan pembayaran yang lebih tinggi.
Dalam konteks etika profesional, perilaku di atas menyebabkan pasien kehilangan kepercayaan. Dokter diberi hak oleh masyarakat untuk secara langsung mengintervensi tubuh manusia; hak tersebut dikaitkan dengan tanggung jawab tertinggi untuk melindungi kesehatan pasien. Ketika kepentingan finansial mengalahkan etika, konsekuensinya bukan hanya kerugian kesehatan atau angka-angka dalam laporan, tetapi kerugian jangka panjang bagi kesehatan dan kepercayaan.
Insiden di Rumah Sakit Umum Central Highlands tidak hanya berdampak langsung pada perawatan ratusan pasien, tetapi juga menciptakan krisis kepercayaan terhadap sistem kesehatan masyarakat. Alih-alih mempercayai hidup mereka, pasien justru hidup dalam ketakutan menjadi "korban" kepentingan pribadi. Setelah etika medis terkikis, tidak ada teknologi atau mekanisme manajemen yang dapat menggantikannya.
Oleh karena itu, pembenahan disiplin dan pemulihan etika kedokteran atas dasar keterbukaan dan kemanusiaan merupakan tuntutan mendesak, agar setiap rumah sakit dapat kembali menjalankan misinya menyelamatkan nyawa.
Sumber: https://baothainguyen.vn/tin-moi/202509/y-duc-va-trach-nhiem-05756e6/
Komentar (0)