CNN melaporkan pada 20 Juni bahwa fasilitas penelitian tersebut mengumumkan pemblokiran akun media sosial WeChat mereka. Ke-12 orang yang diblokir seumur hidup berusia antara 26 dan 61 tahun. Para wisatawan ini melemparkan rebung, lolipop, rokok, telur atau roti, dan meludahi area bermain panda di luar ruangan.
Pihak fasilitas menyatakan bahwa kedua orang tersebut tidak bepergian bersama, tetapi terdapat beberapa pelanggaran aturan yang terjadi antara April dan Juni. Pihak fasilitas tidak merilis identitas atau kewarganegaraan para wisatawan yang dilarang masuk seumur hidup, dan menambahkan bahwa panda-panda tersebut sehat.
Seekor panda di Pangkalan Penelitian Penangkaran Panda Raksasa Chengdu di Tiongkok pada tahun 2021
Fasilitas ini merupakan salah satu objek wisata terpopuler di Chengdu. Situs webnya juga memuat instruksi yang menyarankan pengunjung untuk tetap tenang dan menjauhi hewan-hewan tersebut.
"Membuang sampah sembarangan, meludah, melempar makanan di habitat hewan, dan tindakan lain yang mengancam hewan dilarang keras," demikian bunyi pedoman tersebut. Mereka yang tidak mematuhi peraturan dapat dikenakan sanksi, termasuk peringatan, larangan satu tahun, lima tahun, atau seumur hidup.
Didirikan pada tahun 1987, pusat penelitian Chengdu bertanggung jawab untuk menciptakan kembali habitat panda raksasa. Pada tahun 2018, World Wildlife Fund (WWF) mengubah klasifikasi panda raksasa dari "terancam punah" menjadi "rentan". Saat ini diperkirakan terdapat 1.800 panda yang hidup di alam liar, menurut CNN.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/12-du-khach-bi-cam-suot-doi-vi-hanh-vi-khong-dung-muc-khi-tham-gau-truc-185240621111933041.htm
Komentar (0)