3 orang meninggal dunia akibat difteri, Kementerian Kesehatan mengeluarkan surat edaran

Pada sore hari tanggal 18 September, Departemen Manajemen Pemeriksaan dan Perawatan Medis, Kementerian Kesehatan mengirimkan dokumen ke rumah sakit di bawah Kementerian Kesehatan; Departemen Kesehatan provinsi dan kota; dan departemen kesehatan kementerian dan cabang tentang penguatan diagnosis dan perawatan difteri.

Departemen Pemeriksaan dan Perawatan Medis mewajibkan unit-unit untuk segera melakukan pelatihan ulang dan meninjau pedoman diagnosis dan perawatan difteri bagi seluruh staf medis (publik maupun swasta) yang terlibat dalam pemeriksaan dan perawatan medis. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi kasus suspek secara dini sehingga dapat dilakukan isolasi dan perawatan dini.

Kelompok kerja mengunjungi sebuah rumah tangga di daerah yang terdampak difteri. Foto: Dinas Kesehatan Ha Giang

Bersamaan dengan itu, meninjau kembali proses, peralatan, obat-obatan, dan perbekalan sesuai petunjuk untuk menyelenggarakan penyaringan, isolasi, penerimaan, dan perawatan pasien difteri sesuai ketentuan, guna meminimalkan angka kematian; memastikan pencegahan infeksi di fasilitas pemeriksaan dan perawatan medis.

Kasus klinis yang diduga difteri harus diberi prioritas dalam memilih antibiotik sesuai petunjuk, mengambil sampel segera untuk pewarnaan dan mikroskopi untuk menemukan bakteri; dan memberikan antibiotik profilaksis kepada orang yang kontak dengan mereka sesuai petunjuk.

Selain memperkuat pemantauan dan deteksi dini komplikasi agar dapat segera ditangani dan dirujuk bila diperlukan, Kementerian Kesehatan mewajibkan untuk kasus-kasus yang sulit dan berat, perlu berkonsultasi dengan ahli dan meminta pendapat dari tingkat yang lebih tinggi sebelum dirujuk.

Menurut Departemen Kesehatan Ha Giang, per 16 September, Rumah Sakit Umum Provinsi merawat 12 kasus dugaan difteri, Rumah Sakit Umum Daerah Distrik Meo Vac merawat 32 orang, dan Rumah Sakit Umum Daerah Distrik Yen Minh merawat 2 orang.

Petugas medis mendistribusikan obat pencegah difteri kepada pihak terkait. Foto: Thu Ngan

Sebelumnya, 37 pasien telah dipulangkan dari rumah sakit dan dipantau oleh tenaga kesehatan setempat selama 14 hari sejak mereka dipulangkan. Hampir 11.000 orang di distrik Yen Minh dan Meo Vac telah diberikan antibiotik profilaksis.

Bapak Tran Nhu Duong, Wakil Direktur Institut Nasional Higiene dan Epidemiologi, Wakil Kepala Kelompok Kerja Kementerian Kesehatan di Provinsi Ha Giang untuk Difteri, mengatakan bahwa sebagian besar wabah difteri memiliki sumber infeksi yang tidak diketahui karena orang sehat yang membawa virus tidak menunjukkan gejala yang jelas. Di Dien Bien, dari bulan Mei hingga saat ini, provinsi tersebut telah mencatat 6 kasus positif difteri, dengan 1 kematian. Sumber infeksi pada semua kasus juga tidak diketahui.

Difteri dapat ditularkan langsung dari orang sakit ke orang sehat melalui saluran pernapasan. Ini merupakan bentuk penularan penyakit yang umum. Selain itu, bakteri difteri juga ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui benda perantara seperti peralatan makan, mainan, dan benda yang mengandung sekresi orang sakit. Bakteri difteri dapat menembus kulit yang rusak, menyebabkan difteri kutan. Rata-rata, setelah sekitar 2 minggu infeksi, pasien dapat mulai menulari orang lain.

Penderita difteri akan mengalami gejala-gejala umum seperti demam ringan, sakit tenggorokan, batuk, suara serak, dan kehilangan nafsu makan. Ketika penyakit menjadi parah, penderita akan mengalami gejala-gejala seperti leher bengkak, kesulitan bernapas, gangguan jantung, suara serak, dan kelumpuhan bertahap...

Sumber: https://nld.com.vn/suc-khoe/3-nguoi-tu-vong-vi-bach-hau-bo-y-te-ra-cong-van-khan-2023091820051412.htm