Departemen Pertahanan Nasional Filipina mengumumkan pada tanggal 6 April bahwa militer Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan Filipina akan melakukan “operasi kerja sama maritim” (MCA) untuk mendukung kawasan Indo -Pasifik yang bebas dan terbuka.
| Sebuah pesawat V-22 Osprey milik Korps Marinir AS terbang di atas kapal serbu amfibi Australia HMAS Canberra selama latihan gabungan antara militer Australia dan Filipina di pangkalan angkatan laut di San Antonio, Provinsi Zambales, Filipina, pada 25 Agustus 2023. (Sumber: AFP) |
Departemen Pertahanan Nasional Filipina mengutip pernyataan bersama dari keempat pihak yang mengonfirmasi bahwa aktivitas di atas akan dilakukan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) negara Asia Tenggara tersebut pada tanggal 7 April.
Dalam langkah serupa, situs web Pentagon juga mengunggah pernyataan bersama dari empat pihak.
Oleh karena itu, “Australia, Jepang, Filipina, dan Amerika Serikat melindungi kebebasan navigasi dan penerbangan, serta menghormati hak maritim sebagaimana diatur dalam hukum internasional, sebagaimana tercermin dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982.”
Untuk menunjukkan komitmen bersama kita terhadap peningkatan kerja sama internasional dalam mendukung Indo- Pasifik yang bebas dan terbuka, angkatan bersenjata kita akan melaksanakan MCA di ZEE Filipina.”
Pernyataan tersebut menekankan bahwa MCA “akan dilaksanakan oleh unit angkatan laut dan udara sesuai dengan hukum internasional serta hukum dan peraturan nasional negara-negara terkait, dengan memperhatikan keselamatan maritim dan hak serta kepentingan negara lain.”
Aktivitas keempat negara yang disebutkan di atas “juga akan menunjukkan interaksi profesional angkatan laut dan angkatan udara”.
Tujuan MCA adalah untuk “meningkatkan interoperabilitas antara doktrin, taktik, teknik, dan prosedur angkatan bersenjata/angkatan pertahanan kita.”
Pernyataan tersebut berjanji untuk “berdiri bersama semua negara dalam mempertahankan tatanan internasional berdasarkan hukum, yang merupakan fondasi kawasan Indo-Pasifik yang damai dan stabil.”
AS, Jepang, Australia, dan Filipina juga menegaskan kembali pendirian mereka terhadap putusan Mahkamah Arbitrase Internasional dalam gugatan Filipina terhadap Tiongkok atas sengketa Laut Timur pada tahun 2016, dengan mengatakan bahwa ini adalah "putusan final dan mengikat secara hukum bagi pihak-pihak yang bersengketa".
MCA akan berlangsung beberapa hari sebelum pertemuan puncak trilateral antara para pemimpin Amerika Serikat, Jepang, dan Filipina di Washington. Pada pertemuan minggu depan, para peserta akan membahas insiden terkini di Laut Cina Selatan.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)