Pelanggan AT&T yang terdampak pemadaman layanan pada 22 Februari akan menerima kredit sebesar $5. Menurut CEO AT&T, John T. Stankey, insiden tersebut disebabkan oleh masalah teknis saat operator berupaya memperluas jaringannya.
Gangguan dimulai sekitar pukul 03.30 waktu setempat dan berlangsung selama beberapa jam. Beberapa kota yang terdampak antara lain Atlanta, Los Angeles, dan New York, menurut Downdetector.com, situs web yang melacak laporan gangguan internet.
Pada puncaknya, situs tersebut menerima sekitar 70.000 laporan gangguan AT&T. Layanan dipulihkan sepenuhnya setelah sekitar tujuh jam.
CEO John T. Stankey meminta maaf atas kekecewaan banyak pelanggan melalui surat yang dikirimkan pada 25 Februari. Sebagai upaya perbaikan, AT&T akan memberikan kredit sebesar $5 ke akun AT&T Wireless pengguna atas ketidaknyamanan ini.
AT&T juga menyatakan sedang "bekerja sama erat" dengan pelanggan kelas menengah dan perusahaan untuk mengatasi kekhawatiran mereka. Belum jelas berapa jumlah kredit yang akan diberikan untuk menutupi kerugian pendapatan.
Dalam sebuah pernyataan, AT&T menekankan bahwa gangguan jaringan tersebut bukan disebabkan oleh serangan siber. Berdasarkan penilaian awal, penyebabnya adalah penerapan dan implementasi prosedur yang salah saat memperluas jaringan.
Gangguan berskala besar separah yang dialami AT&T jarang terjadi di Amerika Serikat. Pada tahun 2021, T-Mobile membayar sekitar $19,5 juta untuk menyelesaikan investigasi oleh Komisi Komunikasi Federal (FCC) setelah gangguan layanan selama 12 jam 13 menit pada bulan Juni 2020.
Hal ini mengakibatkan kemacetan jaringan pada jaringan 2G, 3G, dan 4G T-Mobile, yang mengakibatkan lebih dari 23.000 panggilan 911 terputus. Selain itu, operator harus menerapkan rencana kepatuhan dengan komitmen baru untuk meningkatkan notifikasi 911 dan memberikan pembaruan status dalam waktu dua jam setelah notifikasi awal.
(Menurut NYT, ABC News)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)