Minyak Rusia melampaui sanksi G7 dan Uni Eropa. (Sumber: Sputnik) |
Barat menyetujui batas harga tertinggi $60/barel untuk ekspor minyak laut Rusia pada Desember 2022. Pada Februari tahun ini, kelompok tersebut terus memberlakukan pembatasan serupa terhadap ekspor produk minyak Rusia.
Mekanisme ini bekerja dengan mengizinkan perusahaan Barat untuk mengangkut, memperdagangkan atau mengasuransikan minyak Rusia hanya jika dijual pada harga $60 per barel atau di bawahnya.
Meskipun pendapatan penjualan minyak dan gas Rusia turun 46% tahun-ke-tahun menjadi 426 miliar rubel ($4,6 miliar) pada Januari 2023 setelah pembatasan harga pertama kali diterapkan, pendapatan tersebut telah meningkat secara signifikan.
Pendapatan minyak dan gas Rusia mencapai 1,635 triliun rubel ($17,6 miliar) pada bulan Oktober, lebih dari dua kali lipat angka pada bulan September dan naik lebih dari seperempat sejak Oktober 2022, menurut data terbaru dari Kementerian Keuangan Rusia.
The Wall Street Journal mencatat bahwa perubahan tersebut terjadi karena Moskow berhasil mengatasi batas harga tertinggi.
"Rusia telah mengalihkan operasi ekspor minyak mentahnya ke armada tanker tua, yang juga dikenal sebagai armada bayangan," tegas surat kabar AS tersebut.
Laporan terbaru dari Sekolah Ekonomi Kiev menemukan bahwa armada tanker Rusia akan berjumlah 180 kapal pada September 2023. Ukuran armada ini memastikan bahwa sebagian besar ekspor Rusia tidak terpengaruh oleh mekanisme pembatasan harga.
Selain itu, pelanggan minyak terbesar Rusia, Tiongkok, India, dan Turki, belum bergabung dengan batasan harga Barat. Rusia telah mengalihkan minyak yang sebelumnya ditujukan untuk Barat ke negara-negara tersebut.
Dengan pembeli yang kini terjamin, Rusia secara bertahap mengurangi diskon ekspor minyak yang diperkenalkannya awal tahun ini.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)