.jpg)
Biaya pergudangan global mulai stabil, aktivitas investasi kembali meningkat, dan permintaan ruang logistik terus naik. Di Vietnam, bisnis tidak hanya mempertimbangkan biaya sewa, tetapi juga total biaya operasional, strategi distribusi multi-titik, dan manfaat jangka panjang dari infrastruktur hijau.
Memenuhi standar internasional
Sementara pasar global menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan stabilitas, Vietnam menjadi tujuan yang menarik bagi investor internasional berkat keunggulan biaya dan lokasi strategisnya. Namun, kesuksesan di Vietnam tidak hanya berasal dari keunggulan biaya. Fasilitas modern dan efisien akan membantu mengendalikan biaya dengan lebih baik dalam jangka panjang. Ini juga merupakan tren yang tak terhindarkan yang sedang dituju oleh Vietnam dan dunia. Oleh karena itu, bisnis semakin memperhatikan efisiensi operasional, skalabilitas, dan keberlanjutan.
Meskipun harga sewa dasar di Vietnam tetap kompetitif, banyak penyewa saat ini semakin mempertimbangkan total biaya operasional (TCO) – mulai dari biaya layanan, utilitas, pemeliharaan hingga biaya pengiriman dalam konteks kemacetan lalu lintas, terutama dengan penyimpanan dingin yang mengkonsumsi energi tinggi.
Selain biaya, ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) dan standar bangunan hijau seperti LEED (sistem peringkat bangunan hijau AS) dan EDGE (sistem standar bangunan hijau internasional) juga secara bertahap menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan saat menyewa gudang.
.jpg)
Mengantisipasi permintaan
Menurut John Campbell, Direktur Layanan Real Estat Industri di Savills Vietnam, memprioritaskan fleksibilitas dan aksesibilitas strategis telah menjadi kriteria utama dalam pemilihan lokasi gudang. Banyak bisnis yang berekspansi ke provinsi-provinsi sekunder seperti Tay Ninh, Quang Ninh, dan Hung Yen, alih-alih hanya berfokus pada bekas Binh Duong , Hai Phong, atau Bac Ninh.
Pada saat yang sama, permintaan akan sewa jangka pendek dan fleksibel meningkat secara signifikan di berbagai bidang seperti e-commerce, pengiriman jarak terakhir (last-mile delivery), dan logistik pihak ketiga (3PL). Bisnis baru dari Tiongkok, Korea, dan Eropa juga menyukai kontrak-kontrak ini untuk menguji pasar. Namun, perusahaan multinasional atau produsen besar masih lebih memilih kontrak jangka panjang atau model pembangunan sesuai pesanan (build-to-suit) untuk mengamankan ruang dan mengendalikan biaya.
Selain itu, permintaan global untuk ruang logistik tetap tinggi. Pada paruh pertama tahun 2025 saja, penyerapan mencapai 34 juta kaki persegi, meningkat 24,5% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan bahwa industri logistik mempertahankan pertumbuhan yang stabil meskipun terjadi fluktuasi ekonomi makro. Di Vietnam, kelangkaan pasokan gudang logistik berkualitas tinggi di provinsi dan kota-kota utama semakin menyoroti pentingnya perencanaan awal untuk mengantisipasi permintaan.
Jelas terlihat bahwa pasar logistik dan pergudangan Vietnam selaras dengan tren internasional: biaya yang lebih stabil tetapi tekanan operasional yang meningkat, kebutuhan akan fleksibilitas yang lebih besar, ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) menjadi kriteria wajib, dan pengembalian modal internasional yang kuat. Kombinasi faktor-faktor ini menjanjikan Vietnam sebagai titik terang dalam lanskap logistik global, asalkan bisnis dapat menyeimbangkan biaya, kualitas, dan visi jangka panjang.
PV (dikompilasi)Sumber: https://baohaiphong.vn/buc-tranh-logistics-toan-cau-ghi-nhan-diem-sang-viet-nam-520386.html










Komentar (0)