Acara ini menarik partisipasi sejumlah besar manajer dan pakar dari unit afiliasi, menunjukkan inisiatif Kementerian dalam membekali sumber daya manusianya dengan pengetahuan digital untuk memenuhi persyaratan era baru.
GenAI: Alat pendukung yang kuat, bukan pengganti pemikiran manusia
Bapak Mai Anh Hong, Wakil Direktur Departemen Organisasi dan Personalia, berbicara di acara tersebut.
Dalam pidato pembukaannya, Bapak Mai Anh Hong, Wakil Direktur Departemen Organisasi dan Kepegawaian, Kementerian Sains dan Teknologi, menekankan peran penting GenAI dalam mengoptimalkan kinerja kerja, meminimalkan tugas-tugas yang berulang, sehingga membebaskan sumber daya untuk pekerjaan yang membutuhkan pemikiran strategis dan kreativitas. Namun, terlepas dari potensinya yang besar, GenAI tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran manusia, terutama dalam bidang-bidang kompleks yang membutuhkan kepekaan terhadap konteks, emosi, dan kreativitas yang unik.
Pengguna perlu mendekati GenAI dengan berpikir kritis, selalu menilai informasi yang disediakan oleh teknologi ini dengan cermat, dan menyadari keterbatasan inherennya. Hanya dengan demikian, kita dapat secara efektif memanfaatkan kekuatan GenAI tanpa terjerumus ke dalam ketergantungan pada mesin .
Bapak Nguyen Ngoc Que, Direktur Umum Edmicro Education Company Limited, berbicara di kelas pelatihan.
Pada sesi diskusi pertama, Bapak Nguyen Ngoc Que, Direktur Jenderal Edmicro Education Company Limited, memberikan gambaran umum tentang pasang surut sejarah perkembangan AI. Dari algoritma logika sederhana di awal, AI telah melewati tahap Pembelajaran Mendalam dan saat ini sedang mengalami ledakan pesat GenAI dengan serangkaian platform canggih seperti ChatGPT, Gemini, Claude, dan Qwen.
GenAI kini tidak terbatas pada pemrosesan teks, gambar, audio, dan video , tetapi juga telah meluas ke aplikasi yang lebih kompleks seperti analisis big data, otomatisasi proses pembuatan konten, dan dukungan untuk masalah pembelajaran mendalam. Namun, ia juga menyebutkan sifat "kotak hitam" dari model GenAI, sebuah tantangan signifikan dalam mengendalikan dan memastikan transparansi hasil yang dihasilkan AI.
Poin penting lainnya adalah perubahan cara manusia berinteraksi dengan teknologi AI. Dari pemrograman langsung dengan kode, kita telah beralih ke komunikasi melalui data dan kini melalui perintah alami. Tren pemikiran di bidang ini juga secara bertahap bergeser ke isu-isu etika dan kolaborasi yang harmonis antara manusia dan AI, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Aplikasi praktis GenAI dari perspektif manajemen
Bapak Le Duy Tien, seorang pakar dalam meneliti penerapan asisten AI di tempat kerja, berbicara di kelas pelatihan.
Sesi kedua pelatihan berfokus pada aplikasi praktis GenAI dalam lingkungan manajemen, yang disampaikan secara gamblang dan berpengalaman oleh Bapak Le Duy Tien, seorang pakar dalam riset penerapan asisten AI di dunia kerja . Berdasarkan pengalaman praktisnya, Bapak Tien memaparkan serangkaian situasi efektif penggunaan GenAI dalam pekerjaan sehari-hari, seperti meringkas dokumen, mengedit teks, mendukung penerjemahan, merancang presentasi, mensintesis data, dan mengonversi berbagai format data (OCR, teks-ke-gambar, dan sebagainya).
Ia menegaskan bahwa GenAI benar-benar merupakan alat pendukung yang kuat, yang akan memberikan hasil yang jelas jika pengguna menguasai seni "berkomunikasi" dengan AI melalui pembuatan perintah berkualitas.
Bapak Le Duy Tien secara khusus menekankan peran kunci prompt – perintah input – dalam memandu hasil keluaran GenAI. Prompt yang efektif perlu memastikan kejelasan konteks, tujuan spesifik, format yang diinginkan, nada yang tepat, dan dapat disertai dengan contoh ilustrasi yang detail.
Selain manfaatnya, terdapat pula beberapa potensi risiko saat menggunakan AI, termasuk kemungkinan terciptanya informasi yang salah, bias, atau kontekstual. Khususnya, pengguna perlu mematuhi peraturan keamanan informasi dan keselamatan data secara ketat, menghindari memasukkan data sensitif dan non-publik ke dalam asisten AI, terutama dalam konteks Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Undang-Undang Data (5 Februari 2025) yang sedang mendesak penyelesaiannya.
Pelatihan bertajuk " Keterampilan Hidup dan Bekerja dengan GenAI " ini tidak hanya membekali para pejabat dan pakar Kementerian Sains dan Teknologi dengan pengetahuan dasar tentang konsep, tren, dan beragam penerapan GenAI, tetapi juga menjadi wadah praktik, pertukaran pengalaman, dan diskusi mengenai penerapan praktis dalam dunia kerja profesional.
Acara ini juga mengusulkan cara berpikir baru dalam proses transformasi digital lembaga dan organisasi: agar GenAI benar-benar menciptakan nilai berkelanjutan, perlu ada sinkronisasi antara tiga elemen inti: teknologi, data, dan manusia. Berinvestasi dalam pelatihan, menyesuaikan tim kepemimpinan, memperbarui metode manajemen, dan membangun peta jalan transformasi digital yang tepat adalah kunci untuk memaksimalkan potensi teknologi AI, mendorong inovasi, dan mengoptimalkan efisiensi operasional di era digital.
Gambaran umum kelas pelatihan.
Sumber: https://mst.gov.vn/can-bo-khcn-hoc-cach-song-va-lam-viec-cung-genai-197250411152748513.htm
Komentar (0)